PERTAMA MENDAKI, AWAL HINGGA KECANDUAN PETUALANGANNYA

Penulis : Fitri Siami
Guru SMAN 12 Semarang 
Editor:  Dr. MRT (Dr. Mampuono R. Tomoredjo, S. Pd., S. Pd., M. Kom.) 

(Ditulis dengan Strategi Tali Bambuapus Giri - Implementasi Literasi Produktif Bersama dalam Pembuatan Pustaka Digital Mandiri Berbasis AI.) 

Pada bulan Oktober tanggal 7, tahun 2015, saya memutuskan untuk melakukan petualangan yang sudah lama saya dambakan: mendaki Gunung Andong. Keinginan ini bermula dari rasa penasaran yang terus menggelitik. Saya sering mendengar cerita tentang keindahan gunung tersebut dan ingin membuktikannya sendiri. Namun, sebelum berangkat, ada satu hal yang harus saya hadapi: mendapatkan izin dari orang tua.

Meyakinkan ayah saya bukanlah hal yang mudah. Beliau sangat khawatir akan keselamatan saya, mengingat ini adalah pendakian pertama saya dan saya tidak memiliki pengalaman sebelumnya. Saya merasakan konflik batin yang cukup berat. Di satu sisi, saya sangat ingin mendaki, namun di sisi lain, saya tidak ingin membuat ayah khawatir. Setelah berhari-hari meyakinkan dan menunjukkan persiapan yang matang, akhirnya ayah memberikan izin. Kelegaan yang saya rasakan saat itu bercampur dengan ketakutan akan kegagalan memenuhi ekspektasi orang tua.

Saya tidak mendaki sendirian; seorang teman perempuan setia menemani saya dalam perjalanan ini. Kami memutuskan untuk melakukan pendakian tanpa bermalam, yang dikenal dengan istilah "tektok". Kami berangkat pada pukul 03.00 pagi dengan tujuan mencapai puncak saat matahari terbit. Keputusan ini memberikan sensasi petualangan yang lebih mendebarkan, tetapi juga memerlukan persiapan yang matang.

Perjalanan menuju puncak Gunung Andong memakan waktu sekitar empat jam. Di tengah kegelapan malam, kami melangkah dengan hati-hati, hanya ditemani oleh cahaya senter dan bintang-bintang di langit. Semakin tinggi kami mendaki, semakin dingin udara yang kami rasakan. Meskipun terasa menantang, semangat kami tidak surut. Namun, setiap langkah terasa berat karena kurangnya persiapan fisik. Saya yang jarang berolahraga mulai merasakan kelelahan yang luar biasa. Beberapa kali saya harus berhenti untuk mengambil napas, dan tidak jarang rasa mual dan muntah menyerang.

Dalam kondisi tersebut, saya mulai merasakan ketakutan dan keraguan. Apa yang akan terjadi jika saya tidak bisa melanjutkan perjalanan? Bagaimana jika saya membuat teman saya kecewa? Konflik batin ini terus menghantui saya sepanjang perjalanan. Namun, teman saya adalah sumber motivasi utama saya. Dia tidak pernah mengeluh meski harus sering berhenti untuk menunggu saya. Keberadaannya memberikan kekuatan tambahan yang sangat saya butuhkan. Dukungan dan kesabarannya membuat saya merasa tidak sendirian dalam perjalanan ini.

Akhirnya, setelah empat jam mendaki, kami tiba di puncak Gunung Andong. Rasa lelah dan sakit yang saya rasakan seketika menghilang begitu melihat keindahan pemandangan yang terhampar di depan mata. Langit yang mulai memerah menandakan akan terbitnya matahari, memberikan nuansa magis yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Di puncak itu, saya merasa seolah-olah berada di dunia lain. Semua kelelahan dan keluhan selama pendakian terasa tidak berarti dibandingkan dengan keindahan alam yang saya saksikan. Saya merasakan kebahagiaan yang luar biasa dan rasa syukur karena telah berhasil mencapai puncak.

Momen itu menjadi awal mula saya jatuh cinta dengan kegiatan mendaki gunung. Meskipun pendakian pertama ini sangat melelahkan, saya menemukan kepuasan tersendiri dalam setiap langkah yang saya ambil. Keindahan alam yang saya nikmati di puncak menjadi bayaran yang sangat setimpal. Pengalaman mendaki Gunung Andong mengajarkan saya banyak hal. Saya belajar tentang pentingnya persiapan fisik dan mental sebelum melakukan aktivitas yang menantang. Saya juga belajar tentang kesabaran dan kebersamaan, terutama dari teman saya yang setia menemani dan memberikan dukungan.

Setelah kembali dari pendakian, saya merasakan ada yang berubah dalam diri saya. Saya menjadi lebih menghargai alam dan merasa terpanggil untuk terus mengeksplorasi keindahan alam Indonesia. Keinginan untuk mendaki gunung-gunung lain mulai tumbuh dalam hati saya. Setiap kali mendengar cerita tentang gunung lain yang menantang, saya merasa semangat saya berkobar. Saya mulai mencari informasi tentang gunung-gunung lain yang bisa saya daki. Mendaki gunung menjadi tujuan baru dalam hidup saya, dan saya bertekad untuk menaklukkan lebih banyak puncak.

Mendaki gunung tidak hanya menjadi aktivitas fisik, tetapi juga menjadi cara untuk mengatasi rasa takut dan keraguan dalam diri. Setiap pendakian menjadi ajang untuk mengenal diri sendiri lebih dalam dan menemukan kekuatan yang mungkin sebelumnya tidak saya sadari. Setiap gunung yang saya daki selalu menawarkan pengalaman dan tantangan yang berbeda. Dari medan yang berat hingga cuaca yang tak terduga, semuanya memberikan pelajaran berharga. Saya belajar untuk selalu siap dan waspada dalam setiap situasi.

Selain itu, mendaki gunung juga memperkenalkan saya pada komunitas pendaki yang memiliki semangat dan cinta yang sama terhadap alam. Bertemu dengan orang-orang baru yang berbagi pengalaman dan cerita menjadi bagian yang sangat menyenangkan dari setiap perjalanan. Dari pendakian pertama di Gunung Andong, saya telah mendaki beberapa gunung lainnya. Setiap perjalanan selalu memberikan kepuasan tersendiri dan menambah kecintaan saya terhadap kegiatan ini. Saya merasa lebih hidup dan bebas ketika berada di alam terbuka.

Mendaki gunung juga mengajarkan saya tentang pentingnya menjaga alam. Saya melihat langsung bagaimana sampah dan kerusakan lingkungan dapat merusak keindahan yang ada. Oleh karena itu, saya selalu berusaha untuk mendaki dengan bertanggung jawab dan menjaga kebersihan alam. Kecintaan saya terhadap mendaki gunung tidak hanya memberikan kebahagiaan pribadi, tetapi juga inspirasi bagi orang-orang di sekitar saya. Banyak teman dan keluarga yang terinspirasi untuk mencoba mendaki setelah mendengar cerita-cerita saya.

Mendaki gunung telah menjadi bagian penting dari hidup saya. Setiap pendakian memberikan cerita baru yang berharga dan menambah warna dalam perjalanan hidup saya. Saya merasa lebih dekat dengan alam dan lebih menghargai keindahan yang ada di sekitar kita. Saya berharap bisa terus mendaki dan mengeksplorasi lebih banyak gunung di masa depan. Keinginan untuk menaklukkan puncak-puncak baru selalu membara dalam hati saya. Setiap pendakian adalah petualangan yang membawa saya lebih dekat pada alam dan diri saya sendiri.

Petualangan mendaki Gunung Andong telah membuka mata dan hati saya akan keindahan alam yang luar biasa. Dari pendakian pertama yang penuh tantangan, saya menemukan kecintaan yang mendalam terhadap mendaki gunung. Ini adalah perjalanan yang akan terus saya lanjutkan, dengan semangat yang tidak pernah padam.

Comments

Popular posts from this blog

NUSANTARA GROUP

MENGUBUR UNTUK MENJAGA BUMI

DR. MAMPUONO: PENDIDIK, PENEMU, TEACHERPRENEUR, DAN PENULIS