MENGUBUR UNTUK MENJAGA BUMI

Penulis: Andy Rochmadi
Guru SMAN 1 Klaten 
Editor:  Dr. MRT (Dr. Mampuono R. Tomoredjo, S. Pd., S. Pd., M. Kom.) 

(Ditulis dengan Strategi Tali Bambuapus Giri - Implementasi Literasi Produktif Bersama dalam Pembuatan Pustaka Digital Mandiri Berbasis AI.) 

Mendengar kata "kubur" biasanya mengingatkan kita pada hal-hal yang menakutkan. Namun, ada sisi lain dari mengubur yang perlu dipahami, yaitu manfaatnya dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satu contohnya adalah mengubur sampah atau sisa-sisa yang tidak terpakai. Jika tidak dikubur, sampah tersebut dapat menjadi sumber penyakit, seperti demam berdarah. 

Menurut Dr. Vandana Shiva, ahli ekologi dan aktivis lingkungan internasional, mengubur limbah organik adalah salah satu cara paling sederhana dan efektif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kesuburan tanah.

Dalam pertanian, petani sering kali mengubur gulma atau rumput liar. Proses ini dalam bahasa Jawa disebut "matun", sedangkan dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai "menyiangi". Menyiangi memiliki tujuan untuk memperbaiki sirkulasi udara di dalam tanah. Dengan mencabut rumput liar dan menguburnya kembali, tanah menjadi lebih subur karena rumput yang membusuk akan menjadi kompos. Prof. Emil Salim, mantan Menteri Lingkungan Hidup Indonesia, menyatakan, bahwa dengan mengubur sisa-sisa tanaman, kita tidak hanya mengurangi polusi tetapi juga mengembalikan nutrisi penting ke dalam tanah.

Jika tradisi mengubur tidak dilakukan, tanah bisa rusak. Misalnya, penggunaan pestisida dan herbisida yang berlebihan dapat membunuh rumput dan tanaman liar. Akibatnya, tanah menjadi tidak subur dan kehilangan kualitasnya. Oleh karena itu, mengubur sisa-sisa tanaman dapat membantu menjaga kesehatan tanah.

Selain itu, mengubur kotoran juga memiliki manfaat besar. Kotoran manusia dan hewan bisa diubah menjadi gas alam setelah jutaan tahun. Dengan kata lain, kotoran yang dikubur sekarang dapat menjadi sumber energi di masa depan.

Mengubur benda atau makhluk hidup yang sudah mati juga penting untuk menjaga kebersihan udara. Proses pembusukan yang terjadi di bawah tanah tidak akan menimbulkan bau busuk yang mengotori udara. Sebaliknya, mengubur sisa-sisa tersebut akan membantu menciptakan lingkungan yang segar dan asri.

Dalam banyak tradisi, mengubur juga dianggap sebagai cara menghormati makhluk hidup yang telah mati. Hal ini menunjukkan kepedulian kita terhadap alam dan lingkungan. Dengan mengubur, kita berkontribusi pada siklus alami yang membantu menjaga keseimbangan ekosistem.

Proses pembusukan yang terjadi di dalam tanah juga membantu memperbaiki struktur tanah. Mikroorganisme yang terlibat dalam proses ini akan memperkaya tanah dengan nutrisi, sehingga tanah menjadi lebih subur dan produktif. Hal ini sangat penting untuk pertanian dan keberlanjutan produksi pangan.

Mengubur juga dapat mengurangi jumlah sampah yang menumpuk di permukaan tanah. Dengan demikian, kita bisa mengurangi polusi dan menjaga kebersihan lingkungan. Sampah yang dikubur dengan benar tidak akan mencemari air tanah atau sumber air lainnya.

Selain itu, mengubur sisa-sisa organik dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca. Proses pembusukan di dalam tanah akan menghasilkan gas metana dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan jika sampah tersebut dibiarkan membusuk di permukaan tanah.

Dengan mengubur, kita juga membantu menjaga keanekaragaman hayati. Tanah yang subur dan sehat adalah habitat yang baik bagi berbagai jenis organisme, mulai dari mikroorganisme hingga tanaman dan hewan. Ini penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem.

Mengubur juga bisa menjadi bagian dari praktik pertanian berkelanjutan. Petani yang menggunakan metode ini akan mendapatkan hasil panen yang lebih baik karena tanah mereka lebih subur dan sehat. Ini juga mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang dapat merusak lingkungan.

Dalam skala yang lebih besar, praktik mengubur dapat membantu mengatasi masalah limbah dan polusi yang semakin meningkat. Dengan pengelolaan limbah yang baik, kita bisa menjaga kebersihan lingkungan dan mencegah dampak negatif terhadap kesehatan manusia.

Mengubur juga penting untuk pengelolaan limbah berbahaya. Bahan kimia beracun dan limbah industri yang dikubur dengan benar dapat mencegah kontaminasi tanah dan air. Ini penting untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Praktik mengubur juga memiliki nilai budaya dan spiritual. Banyak budaya di seluruh dunia memiliki tradisi mengubur yang kuat, yang menunjukkan rasa hormat dan penghargaan terhadap alam dan kehidupan.

Mengubur juga bisa menjadi bagian dari upaya konservasi tanah. Dengan menjaga tanah tetap subur dan sehat, kita dapat mencegah erosi dan degradasi tanah yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang lebih luas.

Selain itu, mengubur sisa-sisa organik juga bisa membantu mengurangi limbah makanan. Sisa makanan yang dikubur akan terurai dan menjadi kompos, yang dapat digunakan sebagai pupuk alami untuk tanaman.

Mengubur juga bisa membantu mengatasi masalah bau tak sedap dari sampah. Sampah yang dikubur dengan benar tidak akan menimbulkan bau yang mengganggu, sehingga lingkungan sekitar tetap nyaman dan bersih.

Dalam konteks urban, mengubur sampah organik bisa menjadi solusi untuk mengelola limbah perkotaan. Dengan demikian, kota-kota bisa lebih bersih dan sehat, serta mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Mengubur juga bisa menjadi bagian dari program daur ulang dan pengelolaan limbah yang lebih luas. Dengan memisahkan sampah organik dan menguburnya, kita bisa mengurangi volume sampah yang harus dibuang ke tempat pembuangan akhir.

Terakhir, mengubur adalah cara yang alami dan berkelanjutan untuk mengelola limbah. Ini menunjukkan bahwa dengan mengikuti praktik-praktik tradisional yang baik, kita bisa menjaga kesehatan lingkungan dan mendukung kelangsungan hidup di bumi ini.

Comments

Popular posts from this blog

NUSANTARA GROUP

DR. MAMPUONO: PENDIDIK, PENEMU, TEACHERPRENEUR, DAN PENULIS