JEJAK IMPIAN

Penulis: Nano, guru SMAN 1 Mranggèn, Demak 
Editor:  Dr. MRT (Dr. Mampuono R. Tomoredjo, S. Pd., S. Pd., M. Kom.) 

(Ditulis dengan Strategi Tali Bambuapus Giri - Implementasi Literasi Produktif Bersama dalam Pembuatan Pustaka Digital Mandiri Berbasis AI.) 

Saya adalah anak desa, dibesarkan di bawah langit yang selalu biru dan sawah yang berbisik setiap kali angin berhembus. Keluarga saya tak berkecukupan, tapi semangat saya meluap-luap seperti sungai yang tak kenal henti mengalir. Demi meraih pendidikan tinggi, saya harus meninggalkan desa dan orang tua yang menjadi akar dari hidup saya.

Perjuangan ini dimulai dengan mengikuti langkah seseorang yang memberi saya harapan. Selama tiga tahun, saya tinggal bersama keluarga orang tersebut, menjalani hari-hari seperti pohon yang bertahan di musim kemarau. Pekerjaan saya di sana adalah membantu pekerjaan rumah tangga, seperti yang biasa saya lakukan di rumah. Setiap sore, saya memberi makan ternak seperti entok dan sapi. Setelah itu, saya membersihkan diri dan pergi ke masjid untuk sholat Ashar dan berjamaah bersama warga sekitar. Mengalahkan ego adalah hal yang paling sulit. Ada saat di mana hati kecil saya bertanya, mengapa harus melayani orang lain ketika saya sendiri memiliki impian besar? Namun, saya tahu, mengabdi dan melayani adalah bagian dari perjuangan ini. Saya melakukannya dengan sungguh-sungguh, menyadari bahwa ini adalah jalan menuju impian saya. Seperti kata Ibnu Taimiyah, "Seorang hamba yang baik adalah mereka yang membantu orang lain dengan tulus."

Namun, perjalanan saya tak selalu mulus. Suatu hari, uang tabungan saya hilang, seakan harapan saya direnggut angin badai. Hati saya remuk, dan saat itulah saya merasakan konflik batin yang hebat. "Apakah semua usaha ini sia-sia?" pikir saya. Namun, keyakinan kepada-Nya memberi saya kekuatan untuk terus melangkah. Seperti yang diungkapkan oleh Imam Al-Ghazali, "Jika kau bukan anak raja dan bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis." Saya bekerja lebih keras, mencari sinar matahari di balik awan gelap. Saya yakin bahwa Tuhan akan mengganti rezeki yang hilang dengan yang lebih baik jika saya ikhlas.

Selama tiga tahun berjuang dan berpindah-pindah tempat tinggal, akhirnya saya bisa menamatkan pendidikan di jenjang SMA. Namun, cita-cita saya bagai burung yang tak pernah lelah mengepakkan sayapnya. Setelah lulus SMA, saya bekerja sebagai staf tata usaha di sebuah SMA untuk mengumpulkan uang guna melanjutkan pendidikan.

Selain bekerja di SMA, saya juga membantu guru SMA saya yang memiliki usaha produksi roti. Setiap pulang kerja, saya langsung menuju rumah guru tersebut untuk membantu membuat roti atau menjaga toko roti. Semua ini saya lakukan demi menabung dan mencapai cita-cita saya untuk kuliah. Mengingat kata-kata Muhammad Ali, "Aku benci setiap menit latihan, tapi aku berkata, 'Jangan berhenti. Menderitalah sekarang dan hiduplah sebagai juara sepanjang hidupmu.'"

Saya lulus SMA pada tahun 2000, dan butuh waktu sembilan tahun untuk mengumpulkan cukup uang guna melanjutkan pendidikan. Alhamdulillah, pada tahun 2009, saya berhasil mendaftarkan diri di sebuah perguruan tinggi swasta. Meskipun bukan perguruan tinggi negeri, saya sangat bersyukur karena bisa merasakan kehidupan dan belajar di bangku perguruan tinggi. Keajaiban ini seakan sudah diatur oleh Tuhan, tertulis indah di Lauh Mahfudz.

Setelah tiga setengah tahun berjuang keras seperti batu karang yang dihantam ombak, akhirnya pada tahun 2013, saya lulus dengan gelar Sarjana Ekonomi (S.E.). Ijazah ini membuka pintu-pintu karir yang sebelumnya tertutup rapat. Pada tahun 2014, saya mencoba mendaftar CPNS, namun gagal. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda, "Allah tidak melihat rupa dan harta kalian, tetapi Dia melihat hati dan amal kalian."

Tak pernah menyerah, saya terus berusaha. Pada tahun 2021, saya mencoba mendaftar program P3K dan meskipun berhasil mencapai passing grade, saya tidak lolos penempatan karena kalah saingan dengan sekolah induk. Keberuntungan berpihak pada saya di tahun berikutnya. Pada tahun 2022, saya akhirnya mendapatkan penempatan di SMA Negeri 1 K.

Menapaki jalan menuju gelar sarjana dalam waktu tiga setengah tahun adalah sebuah perjalanan yang penuh liku, seperti mendaki gunung yang tinggi dengan semangat yang tak pernah pudar. Dalam setiap langkah yang diambil, saya senantiasa diingatkan akan kekuatan doa, kerja keras, dan keteguhan hati. Melalui malam-malam yang panjang di bawah cahaya lampu belajar, dan hari-hari yang penuh dengan tugas serta ujian, saya belajar bahwa setiap tetes keringat dan setiap usaha yang tak kenal lelah akhirnya membuahkan hasil yang manis. Prestasi ini adalah bukti nyata dari dedikasi dan komitmen yang saya tanamkan sejak awal. "Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan" (Q.S. Al-Insyirah: 6), adalah janji yang selalu menjadi pegangan saya.

Keluarga dan teman-teman adalah saksi bisu dari perjuangan ini, mereka yang selalu memberikan dukungan tanpa henti. Ketika akhirnya saya menyandang gelar Sarjana Ekonomi, mereka turut merasakan kebahagiaan dan kebanggaan yang luar biasa. Dengan kerendahan hati, saya menyadari bahwa keberhasilan ini bukan hanya milik saya, tetapi juga milik semua orang yang telah memberikan cinta, doa, dan dorongan. Seperti yang diungkapkan oleh Rumi, "Biarkan diri Anda ditarik secara diam-diam oleh tarikan kuat dari apa yang Anda benar-benar cintai. Itu tidak akan menyesatkan Anda." Saya bersyukur kepada Allah SWT atas rahmat dan petunjuk-Nya, dan berterima kasih kepada semua yang telah menjadi bagian dari perjalanan ini.

Setelah mengabdi selama satu setengah bulan, ada program relokasi yang membuat saya dipindahkan ke SMA Negeri 1 Mranggen. Saya sangat bersyukur atas kesempatan ini karena dapat lebih dekat dengan keluarga dan tetap mengajar di lingkungan yang baik.

Perjalanan hidup saya penuh dengan tantangan dan perjuangan. Dari seorang anak desa dengan keterbatasan ekonomi, hingga menjadi seorang sarjana dan guru di SMA. Semua ini tidak lepas dari tekad, kerja keras, dan dukungan dari orang-orang di sekitar saya. Mengutip perkataan Nelson Mandela, "Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang bisa kamu gunakan untuk mengubah dunia."

Kisah saya mengajarkan bahwa tidak ada yang tidak mungkin jika kita berusaha dan berdoa. Setiap langkah yang saya ambil, setiap tantangan yang saya hadapi, semuanya membawa saya ke titik ini. Saya berharap bisa menjadi inspirasi bagi orang lain, bahwa pendidikan dan kerja keras adalah kunci untuk meraih impian. Saya juga terus berusaha meningkatkan kapasitas diri, mengenal lebih jauh penggunaan kecerdasan buatan untuk membantu tugas profesional sebagai seorang guru, sehingga bisa melayani para siswa lebih baik lagi.

Saat ini, saya terus berusaha mengembangkan diri dan memberikan yang terbaik dalam pekerjaan saya. Saya berharap bisa terus memberikan kontribusi positif bagi sekolah dan para siswa. Dengan latar belakang dan pengalaman yang saya miliki, saya ingin menjadi teladan dan motivator bagi mereka yang menghadapi kesulitan yang sama.

Terima kasih telah mendengarkan sedikit kisah perjalanan hidup saya. Semoga dapat memberikan inspirasi dan semangat bagi siapa saja yang membacanya. Saya percaya, dengan tekad dan usaha, kita semua bisa meraih apa yang kita impikan. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia."

Comments

Popular posts from this blog

NUSANTARA GROUP

MENGUBUR UNTUK MENJAGA BUMI

DR. MAMPUONO: PENDIDIK, PENEMU, TEACHERPRENEUR, DAN PENULIS