PERJALANAN INSPIRATIF BERSAMA KELAS 3A SDIT ALJABAR SRAGEN, MENGAJAR DENGAN HATI

Penulis : Devi Setyaning Cahyo
Guru SDIT Aljabar Sragen
Editor:  Dr. MRT (Dr. Mampuono R. Tomoredjo, S. Pd., S. Pd., M. Kom.) 
(Ditulis dengan Strategi Tali Bambuapus Giri - Implementasi Literasi Produktif Bersama dalam Pembuatan Pustaka Digital Mandiri Berbasis AI.) 

Saya Devi Setyaning Cahyo, wali kelas 3A di SDIT Al Jabar. Selama setahun mengampu kelas ini, saya mengalami berbagai pengalaman berharga yang telah mengajarkan banyak hal. Mengajar di kelas 3A tidak hanya menuntut kemampuan akademik, tetapi juga memerlukan kepekaan dan kasih sayang yang mendalam.

Setiap harinya, saya menyaksikan semangat belajar yang luar biasa dari siswa-siswa saya. Mereka memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan yang menuntut saya untuk selalu bersikap adil dan sabar. Misalnya, saya memiliki dua siswa yang membutuhkan perhatian khusus. Meskipun awalnya terasa menantang, saya melihat ini sebagai kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang bagaimana melayani dan mendidik dengan sepenuh hati.

Interaksi saya dengan wali murid juga menjadi kunci keberhasilan dalam mendidik siswa. Setiap bulan, kami mengadakan pertemuan paguyuban kelas 3A. Forum ini menjadi sarana penting bagi saya untuk berkomunikasi dengan wali murid, berbagi pencapaian anak-anak, serta mendiskusikan hal-hal yang perlu diperhatikan di luar akademik. Melalui komunikasi yang intensif ini, saya bisa memahami kebutuhan dan potensi setiap siswa dengan lebih baik.

Mengajar di kelas 3A tidak hanya tentang menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga tentang bagaimana mendorong setiap siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuan dan bakat mereka. Dalam proses ini, saya belajar untuk lebih menghargai setiap langkah kecil yang mereka capai. Apresiasi terhadap usaha mereka, sekecil apapun, memberikan dorongan semangat yang luar biasa bagi mereka.

Saya percaya bahwa setiap anak adalah individu yang unik dengan potensinya masing-masing. Tugas saya sebagai guru adalah mendampingi, memfasilitasi, dan menyemangati mereka agar dapat berkembang secara optimal. Dalam kurikulum Merdeka, pembelajaran berdiferensiasi menjadi fokus utama kami. Kami berusaha untuk tidak membatasi anak-anak dengan standar tertentu, tetapi memberi mereka ruang untuk berkembang sesuai bakat dan minat mereka.

Suka duka menjadi guru selalu ada. Terkadang, menghadapi anak-anak dengan kebutuhan khusus memerlukan kesabaran ekstra. Namun, ketika melihat perkembangan mereka, segala tantangan tersebut terasa terbayar. Misalnya, melihat anak yang awalnya pendiam dan kurang percaya diri akhirnya mampu berpartisipasi aktif di kelas adalah kebahagiaan tersendiri.

Pengalaman berinteraksi dengan anak-anak spesial ini mengajarkan saya bahwa pelayanan yang optimal harus didasarkan pada hati dan kasih sayang. Dengan pendekatan ini, setiap anak dapat merasa diterima dan dihargai, yang pada akhirnya mendorong mereka untuk berkembang lebih baik.

Saya juga belajar banyak dari wali murid. Kolaborasi yang baik antara guru dan orang tua sangat penting dalam mendukung perkembangan anak. Ketika orang tua terlibat aktif dalam proses pendidikan anak, hasilnya akan lebih optimal. Saya selalu terbuka untuk berdiskusi dengan orang tua mengenai cara terbaik untuk mendukung anak-anak mereka.

Ketika anak-anak berkembang sesuai dengan kodratnya, kegembiraan tidak hanya dirasakan oleh pihak sekolah, tetapi juga oleh orang tua dan masyarakat luas. Anak-anak yang bahagia dan berprestasi menjadi kebanggaan bersama dan memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar.

Cita-cita Indonesia Emas bukan lagi hanya angan-angan. Ketika semua guru mampu memberikan layanan terbaik kepada siswa, kita akan melihat generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan dengan percaya diri. Pendidikan yang baik adalah kunci untuk mencapai bangsa yang maju dan sejahtera.

Melayani anak-anak dengan sepenuh hati juga memberikan kepuasan tersendiri bagi saya sebagai guru. Melihat senyum mereka saat berhasil mencapai sesuatu adalah kebahagiaan yang tak ternilai. Setiap hari, saya belajar untuk menjadi lebih baik dan lebih sabar dalam mendampingi mereka.

Pengalaman mengajar di kelas 3A selama setahun ini adalah pelajaran hidup yang sangat berharga. Saya belajar untuk lebih menghargai setiap proses, memahami bahwa setiap anak adalah istimewa dengan caranya masing-masing. Melalui pendekatan yang penuh kasih dan pelayanan yang optimal, saya yakin kita bisa membantu anak-anak untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.

Menjadi guru adalah panggilan hati. Saya merasa terhormat bisa berkontribusi dalam perkembangan anak-anak bangsa. Dengan dukungan dari semua pihak, kita bisa mewujudkan impian Indonesia Emas dan membangun masa depan yang lebih cerah bagi generasi mendatang.

Setiap hari di kelas 3A adalah kesempatan baru untuk belajar dan berkembang bersama anak-anak. Saya berkomitmen untuk terus memberikan yang terbaik bagi mereka, karena mereka adalah masa depan kita. Mari bersama-sama mendukung anak-anak untuk mencapai potensi terbaik mereka dan mewujudkan cita-cita yang besar.

Comments

Popular posts from this blog

NUSANTARA GROUP

MENGUBUR UNTUK MENJAGA BUMI

DR. MAMPUONO: PENDIDIK, PENEMU, TEACHERPRENEUR, DAN PENULIS