MENGUASAI AI UNTUK PENDIDIKAN YANG LEBIH BAIK
Penulis: Istighfaroh, S. Pd. , Guru SMAN 12 Semarang
Hari ini, saya sangat bersemangat karena mendapatkan materi yang luar biasa tentang pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan ketertarikan siswa dalam belajar. Dengan teknologi ini, siswa dapat memecahkan berbagai permasalahan dengan lebih mudah dan efisien. Ketertarikan saya pada AI berawal dari angan-angan di masa lalu, ketika saya berkhayal tentang kemungkinan berbicara dan kata-kata saya langsung tertulis oleh mesin.
Pada tahun 90-an, kehidupan jauh berbeda. Saat itu, kita hidup dalam lingkungan yang begitu sederhana dan terbatas. Perangkat elektronik seperti komputer dan telepon seluler masih merupakan barang mewah yang jarang dimiliki oleh kebanyakan orang. Internet masih dalam tahap awal pengembangan dan aksesnya sangat terbatas. Aktivitas sehari-hari banyak bergantung pada keterampilan manual dan interaksi langsung.
Saat itu, saya berpikir apakah mungkin ada mesin yang bisa mengubah ucapan menjadi tulisan. Impian ini muncul dari keinginan saya untuk menulis biografi hidup saya. Menulis di buku diary membutuhkan banyak waktu, dan sering kali saya harus mencoret atau membuang tulisan yang tidak sesuai. Saya membayangkan betapa mudahnya jika rekaman suara bisa langsung menjadi tulisan yang dapat diedit sesuai kebutuhan. Angan-angan tentang teknologi canggih seperti AI terasa sangat jauh dari kenyataan pada masa itu.
Namun, sekarang teknologi telah berkembang pesat. Saya sangat gembira mengetahui bahwa ada aplikasi yang bisa merekam suara dan mengubahnya menjadi tulisan secara otomatis. Ini benar-benar kemajuan yang luar biasa dan membuka banyak peluang baru. Dengan adanya teknologi ini, saya berkeinginan untuk menulis buku biografi saya sendiri, serta biografi orang-orang penting di sekitar saya. Buku ini nantinya diharapkan bisa menjadi literasi pendidikan yang bermanfaat bagi anak-anak saya di masa yang akan datang. Selain itu, saya juga ingin menulis tentang nasehat-nasehat bagi anak-anak perempuan dan laki-laki saya, memberikan panduan bagaimana hidup bermasyarakat dan berkeluarga dengan baik.
Teknologi AI memungkinkan saya untuk merekam pikiran dan pengalaman saya dengan cara yang efisien. Hal ini tidak hanya menghemat waktu tetapi juga memastikan bahwa tidak ada momen penting yang terlewat. Saya bisa langsung mengedit tulisan yang dihasilkan dari rekaman suara saya, membuat proses penulisan menjadi lebih dinamis dan mudah diatur. Menulis biografi dan nasehat dengan bantuan AI juga dapat memberikan nilai tambah yang besar. Saya bisa menyertakan cerita-cerita inspiratif dan pengalaman hidup yang bisa dijadikan contoh bagi generasi mendatang. Ini merupakan langkah penting dalam membangun warisan yang bermakna dan mendidik.
Selain manfaat pribadi, saya juga melihat potensi besar AI dalam dunia pendidikan secara umum. Dengan teknologi ini, para guru dapat membuat materi pembelajaran yang lebih menarik dan interaktif, meningkatkan motivasi belajar siswa. AI bisa membantu menciptakan lingkungan belajar yang adaptif, di mana materi disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing siswa.
Di masa depan, saya berharap dapat terus memanfaatkan teknologi AI untuk berbagai tujuan. Mulai dari penulisan hingga pendidikan, teknologi ini membuka banyak peluang baru yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan. Saya merasa sangat beruntung bisa hidup di era di mana impian masa kecil saya menjadi kenyataan.
Bagi guru, ini merupakan sesuatu hal yang cukup penting untuk terus mengikuti perkembangan teknologi, termasuk dalam bidang kecerdasan buatan. Kesadaran akan pentingnya literasi digital dan AI adalah kunci untuk memastikan bahwa kita dapat memanfaatkan teknologi ini dengan maksimal. Guru yang melek teknologi akan mampu mengembangkan metode pembelajaran yang lebih efektif dan inovatif.
Seiring dengan kemajuan teknologi, para guru juga harus memberdayakan diri sehingga anak-anak didiknya tidak kehilangan proses pembelajaran karena adanya kecerdasan buatan. Sebaliknya, dengan memanfaatkan AI, kita bisa memberdayakan siswa untuk menjadi lebih kritis, inovatif, dan mandiri dalam belajar. Ini adalah langkah penting untuk memastikan bahwa kita bukan dikuasai oleh AI, melainkan kitalah yang menguasai AI.
Di luar negeri, banyak ahli yang juga menekankan pentingnya literasi digital bagi para pendidik. Misalnya, Profesor Sherry Turkle dari MIT menyatakan bahwa teknologi harus digunakan untuk memperkaya interaksi manusia, bukan menggantikannya. Ini adalah pandangan yang sangat relevan dalam konteks pendidikan. Menggunakan AI dalam pembelajaran tidak berarti menggantikan peran guru, tetapi justru memperkuatnya. Dengan AI, guru dapat lebih fokus pada aspek-aspek pembelajaran yang memerlukan sentuhan manusia, seperti membimbing siswa secara emosional dan sosial. Teknologi dapat mengambil alih tugas-tugas rutin sehingga guru memiliki lebih banyak waktu untuk berinteraksi langsung dengan siswa.
Perbedaan antara tahun 90-an dan tahun 2024 ini seperti langit dan bumi. Dulu, teknologi terasa sangat terbatas dan akses informasi sulit. Sekarang, kita hidup di era di mana informasi tersedia dalam hitungan detik dan teknologi terus berkembang dengan cepat. Perubahan ini menuntut kita untuk terus belajar dan beradaptasi.
Saya mendapatkan pelatihan penggunaan AI dari Widya Prada Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa Tengah, Dr. Mampuono, M.Kom., yang diundang khusus untuk memberikan pelatihan di SMAN 12 Semarang. Pelatihan ini sangat membuka wawasan saya tentang bagaimana AI bisa digunakan untuk mendukung proses pembelajaran yang lebih efektif dan inovatif.
Aktivitas merekam suara yang langsung menjadi tulisan ternyata sudah lama dikembangkan oleh Dr. Mampuono, yang menjadi narasumber dalam kegiatan pelatihan AI di SMAN 12 Semarang. Metode tersebut, yang disebut "Menemu Baling" (Menulis dengan Mulut dan Membaca dengan Telinga), telah meraih rekor MURI sebagai metode menulis terbanyak tercepat. Dengan adanya AI generatif yang sangat mudah diakses, metode ini dikembangkan menjadi strategi "Tali Bambu Apus Kiri" (Implementasi Literasi Produktif Bersama dalam Pembuatan Pustaka Digital Mandiri Berbasis AI), yang kami pelajari dalam pelatihan di SMAN 12 Semarang kali ini.
Sebagai bangsa, kita harus siap menyongsong Indonesia emas di tahun 2045. Ini hanya bisa tercapai jika kita memanfaatkan teknologi dengan bijak dan memastikan bahwa pendidikan kita tidak tertinggal. AI adalah salah satu alat yang bisa kita gunakan untuk mencapai tujuan tersebut, tetapi kita harus menguasainya dengan baik.
Akhir kata, mari kita semua berkomitmen untuk terus belajar dan berinovasi dalam memanfaatkan teknologi. Dengan begitu, kita bisa menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi generasi mendatang dan membawa bangsa ini menuju kejayaan di tahun 2045.
---
Comments
Post a Comment