JASMERAH
Penulis : Agus Eko Cahyono, guru SMAN 1 Klaten
Editor: Dr. MRT (Dr. Mampuono R. Tomoredjo, S. Pd., S. Pd., M. Kom.)
(Ditulis dengan Strategi Tali Bambuapus Giri - Implementasi Literasi Produktif Bersama dalam Pembuatan Pustaka Digital Mandiri Berbasis AI.)
Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan sejarah. Keanekaragaman budaya dan rentetan peristiwa sejarah telah membentuk identitas bangsa ini selama berabad-abad. Salah satu periode yang paling signifikan dalam sejarah Indonesia adalah masa Hindu-Buddha. Pada masa ini, banyak kerajaan bercorak Hindu dan Buddha berdiri dan berkembang.
Kerajaan-kerajaan ini tidak hanya memiliki pengaruh besar di masanya, tetapi juga saling terkait melalui hubungan sejarah yang kuat. Mereka membentuk jaringan kekuasaan dan budaya yang mempengaruhi perkembangan wilayah Nusantara. Salah satu kerajaan yang menonjol pada masa ini adalah Kerajaan Kalingga yang berada di wilayah Pulau Jawa.
Kerajaan Kalingga dikenal sebagai kerajaan Hindu-Buddha awal di Indonesia. Kerajaan ini dipimpin oleh Ratu Shima yang terkenal dengan keadilan dan ketegasannya. Ketika Kerajaan Kalingga runtuh, muncul Kerajaan Mataram Kuno yang kemudian menjadi pusat kekuasaan baru di Jawa Tengah.
Pada masa pemerintahan Mataram Kuno, terjadi perubahan signifikan ketika Mpu Sindok memindahkan pusat kekuasaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Langkah ini diambil dengan beberapa alasan, di antaranya adalah letusan gunung berapi dan serangan dari Kerajaan Sriwijaya. Pemindahan ini menandai berdirinya Kerajaan Medang Kamulan.
Mpu Sindok kemudian mendirikan Dinasti Isyana di Medang Kamulan, mengakhiri dominasi Dinasti Sanjaya dan Syailendra di Jawa Tengah. Dinasti Isyana membawa era baru di Jawa Timur dan memulai babak baru dalam sejarah kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia. Dinasti ini memainkan peran penting dalam perkembangan politik dan budaya di wilayah tersebut.
Setelah Kerajaan Medang Kamulan runtuh, berdirilah Kerajaan Kediri. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Jayabaya. Raja Jayabaya dikenal dengan kemampuannya meramalkan masa depan dan terkenal dengan karyanya, Kitab Jayabaya, yang berisi ramalan-ramalan yang masih dikenal hingga kini.
Namun, Kerajaan Kediri akhirnya runtuh akibat kesewenang-wenangan Raja Kertajaya. Perselisihan antara Kertajaya dengan kaum Brahmana memicu konflik besar. Kaum Brahmana kemudian meminta bantuan Ken Arok untuk melawan Kertajaya. Ken Arok berhasil mengalahkan Kertajaya, yang menyebabkan runtuhnya Kerajaan Kediri.
Setelah runtuhnya Kediri, berdirilah Kerajaan Singosari yang didirikan oleh Ken Arok. Kerajaan Singosari memiliki sejarah yang unik dan menarik, terutama karena banyaknya raja yang terkenal dengan kisah mereka, seperti kisah keris Mpu Gandring. Menurut legenda, keris ini dikutuk dan tidak akan berhenti membunuh sebelum mencapai tujuh korban.
Kerajaan Singosari mencapai puncak kejayaan di bawah pemerintahan Raja Kertanegara. Namun, Kertanegara tewas di tangan menantunya, Jayakatwang, yang melakukan pemberontakan. Pemberontakan ini menyebabkan keruntuhan Singosari dan menandai akhir kejayaan kerajaan tersebut. Kejatuhan Singosari membuka jalan bagi berdirinya kerajaan baru.
Setelah kejatuhan Singosari, Raden Wijaya, menantu Kertanegara lainnya, berhasil mengalahkan Jayakatwang dan mendirikan Kerajaan Majapahit. Majapahit kemudian menjadi salah satu kerajaan terbesar dan paling berpengaruh di Indonesia, mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dengan patih Gajah Mada.
Majapahit dikenal dengan kebudayaannya yang besar dan berpengaruh. Gajah Mada, melalui Sumpah Palapa-nya, bertekad menyatukan Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit. Usahanya ini berhasil dan Majapahit pun dikenal sebagai simbol persatuan Nusantara. Kebijakan dan strategi Gajah Mada sangat efektif dalam mengkonsolidasikan kekuasaan Majapahit.
Pengaruh kebudayaan dan kejayaan Majapahit sangat terasa hingga kini. Banyak warisan budaya Majapahit yang masih dapat ditemukan dan menjadi bagian penting dari sejarah dan identitas Indonesia. Tradisi, seni, arsitektur, dan hukum dari masa Majapahit masih mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia modern.
Dalam perjalanan sejarahnya, Indonesia melalui banyak perubahan dan perkembangan. Masa Hindu-Buddha dengan kerajaan-kerajaannya yang agung merupakan salah satu periode penting yang membentuk fondasi budaya dan sejarah bangsa ini. Melalui kerajaan-kerajaan seperti Kalingga, Mataram Kuno, Medang Kamulan, Kediri, Singosari, dan Majapahit, kita bisa melihat bagaimana dinamika kekuasaan dan kebudayaan berkembang di Indonesia.
Peninggalan-peninggalan dari masa Hindu-Buddha ini menjadi bukti kejayaan dan kebesaran masa lalu yang masih bisa kita pelajari dan hargai. Dengan memahami sejarah ini, kita dapat lebih menghargai dan melestarikan warisan budaya yang telah ditinggalkan oleh leluhur kita. Warisan ini juga memberikan pelajaran berharga tentang kebijaksanaan, keadilan, dan keberanian yang menjadi dasar bagi pembangunan bangsa yang kuat dan bersatu.
Seperti yang diungkapkan oleh Bung Hatta, "Sejarah adalah cara kita mengenal siapa diri kita. Jangan biarkan sejarah kita dilupakan atau dibelokkan oleh kepentingan politik." Pesan ini mengingatkan kita bahwa memahami dan menjaga keutuhan sejarah adalah langkah penting untuk memastikan identitas dan kekuatan bangsa tetap terjaga.
Ki Hajar Dewantara juga menekankan pentingnya sejarah dalam mempersiapkan masa depan: "Dengan memahami sejarah, kita tidak hanya mengingat masa lalu, tetapi juga mempersiapkan masa depan." Oleh karena itu, kita harus terus mempelajari dan menghargai warisan sejarah kita, serta waspada terhadap upaya pembelokan sejarah yang dapat melemahkan bangsa.
Sebagaimana yang diingatkan oleh Sukarno, "Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah (Jasmerah). Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya." Ungkapan ini menegaskan bahwa menghargai sejarah adalah kunci untuk menjaga kebesaran bangsa.
Melalui pelajaran sejarah, kita bisa belajar dari kebijaksanaan, keadilan, dan keberanian para leluhur kita. Masa lalu yang gemilang ini mengajarkan kita tentang pentingnya persatuan dan kerjasama antar berbagai kelompok dan wilayah. Dengan mengenang dan mempelajari sejarah, kita dapat membangun masa depan yang lebih baik berdasarkan pengalaman dan kebijaksanaan yang diwariskan oleh nenek moyang kita.
Pramoedya Ananta Toer dengan bijak berkata, "Orang yang tidak tahu dari mana asalnya, tidak akan tahu ke mana tujuannya." Pesan ini memperkuat pentingnya mengenal dan menghargai sejarah sebagai panduan untuk menuju masa depan yang lebih baik.
Sejarah ini adalah cerminan dari identitas dan kekuatan bangsa Indonesia yang patut kita banggakan. Seperti yang disampaikan oleh Mohammad Yamin, "Bangsa yang tidak percaya akan kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka." Oleh karena itu, menjaga keutuhan sejarah adalah tanggung jawab kita bersama sebagai bangsa yang besar dan berdaulat.
Comments
Post a Comment