PAGELARAN SMAGA SPECTACULTURE, SEBUAH EXPRESI EDUKASI CINTA BUDAYA
Guru SMAN 3 Semarang
Editor: Dr. MRT (Dr. Mampuono R. Tomoredjo, S. Pd., S. Pd., M. Kom.)
(Ditulis dengan Strategi Tali Bambuapus Giri - Implementasi Literasi Produktif Bersama dalam Pembuatan Pustaka Digital Mandiri Berbasis AI.)
Pada tanggal 20 Juni 2024, SMA Negeri 3 Semarang menggelar acara yang sangat dinanti-nantikan, yaitu pagelaran hasil-hasil Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema "Smaga Spectaculture". Acara ini merupakan upaya sekolah untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila melalui kegiatan seni dan budaya yang melibatkan seluruh komunitas sekolah.
Acara dimulai pukul 07.30 WIB dengan pembukaan resmi oleh Kepala Sekolah, Bapak Drs. Yuwana, M.Kom. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya pelestarian budaya lokal dan peran aktif siswa dalam melestarikan warisan budaya Semarang. Kehadiran Ibu Galuh, M.Pd., sebagai perwakilan kepala dinas pendidikan provinsi Jawa Tengah menambah kehormatan bagi kegiatan ini. Ibu Galuh menyampaikan apresiasi yang mendalam terhadap upaya SMA Negeri 3 dalam mengintegrasikan pendidikan karakter dengan seni dan budaya.
Kegiatan ini dilaksanakan di halaman SMA Negeri 3 Semarang, yang dipenuhi dengan antusiasme tidak hanya dari siswa, tetapi juga dari orang tua siswa kelas 10 yang turut hadir. Mereka berperan aktif dalam memeriahkan acara, memberikan dukungan moral bagi anak-anak mereka yang tampil di berbagai pertunjukan.
Beragam makanan dan minuman khas Kota Semarang dipamerkan dalam acara ini. Stand-stand kuliner yang menjajakan lumpia, tahu gimbal, dan es conglik menjadi daya tarik tersendiri. Tidak hanya itu, berbagai artefak budaya Semarang juga dipajang, memberikan wawasan tambahan kepada para pengunjung tentang kekayaan budaya lokal.
Puncak dari acara ini adalah pagelaran kolosal yang mengangkat cerita asal-usul Kota Semarang, festival Dugderan, dan legenda Warak Ngendok. Pagelaran ini disajikan dalam bentuk tarian-tarian tradisional Semarang yang berlangsung selama kurang lebih satu jam. Para penari yang merupakan siswa SMA Negeri 3 tampil memukau dengan kostum yang indah dan gerakan yang enerjik.
Melalui Smaga Spectaculture, SMA Negeri 3 Semarang berusaha untuk melestarikan budaya Semarang dengan mengenalkan serta mengembangkan potensi seni dan budaya siswa. Dengan jargon “Lestarikan Budaya Semarangan”, sekolah ini berkomitmen untuk terus mendukung kreativitas siswa dalam bidang seni budaya.
Acara ini bukan hanya sekadar pertunjukan, tetapi juga sebagai media pendidikan bagi para siswa. Mereka belajar tentang pentingnya melestarikan budaya, bekerja sama dalam tim, serta meningkatkan rasa bangga terhadap budaya lokal. Kegiatan ini juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan bakat dan kreativitas mereka.
Peran orang tua dalam acara ini sangat signifikan. Kehadiran mereka memberikan semangat dan dukungan yang luar biasa bagi anak-anak mereka. Banyak orang tua yang mengapresiasi inisiatif sekolah dalam mengadakan acara seperti ini, yang tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik.
Tidak hanya siswa dan orang tua, masyarakat sekitar juga turut serta dalam memeriahkan acara ini. Partisipasi masyarakat menunjukkan bahwa kegiatan ini memiliki dampak yang luas dan positif dalam mengenalkan budaya Semarang kepada generasi muda.
Dengan terselenggaranya Smaga Spectaculture, SMA Negeri 3 Semarang berharap dapat terus mengadakan kegiatan serupa di masa depan. Acara ini diharapkan dapat menjadi agenda tahunan yang ditunggu-tunggu oleh seluruh warga sekolah dan masyarakat sekitar.
Dalam penutupannya, Kepala Sekolah Bapak Drs. Yuwana, M.Kom., mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan mendukung acara ini. Beliau juga mengajak seluruh siswa untuk terus menjaga dan melestarikan budaya Semarang dalam kehidupan sehari-hari.
Smaga Spectaculture menjadi bukti nyata bahwa SMA Negeri 3 Semarang tidak hanya berfokus pada akademik tetapi juga pada pembentukan karakter siswa melalui kegiatan seni dan budaya. Ini adalah langkah penting dalam membangun generasi muda yang tidak hanya cerdas tetapi juga berbudaya.
Kegiatan ini juga membuka mata para siswa bahwa budaya adalah bagian penting dari identitas mereka. Melalui berbagai pertunjukan dan kegiatan, mereka belajar untuk menghargai dan mencintai warisan budaya yang mereka miliki.
Dengan demikian, Smaga Spectaculture tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga sarana edukasi yang efektif dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila dan budaya lokal pada siswa. SMA Negeri 3 Semarang telah menunjukkan komitmennya untuk menjadi pelopor dalam pelestarian budaya melalui pendidikan.
Comments
Post a Comment