UNTUK MALAIKAT KECILKU
Editor: Dr. MRT (Dr. Mampuono R. Tomoredjo, S. Pd., S. Pd., M. Kom.)
(Ditulis dengan Strategi Tali Bambuapus Giri - Implementasi Literasi Produktif Bersama dalam Pembuatan Pustaka Digital Mandiri Berbasis AI.)
Kepada Zafran, anak pertamaku yang terkasih,
Kamu adalah sinar pertama yang menerangi rahim ibu, seperti fajar yang membelah langit kelam, membakar gelap dengan cahaya hangat yang tak pernah pudar. Terima kasih, Nak, karena telah menjelma menjadi malaikat kecil yang Allah kirimkan, begitu sempurna hingga langit pun tersenyum menyambutmu. Tangisan pertamamu, bak simfoni surga, membuat waktu berhenti sejenak; seolah-olah semesta menahan napas saat mendengarnya.
Waktu mengalir seperti sungai yang membawa anak-anak air ke lautan, dan kamu, tumbuh bagaikan bunga musim semi yang memekarkan harumnya dalam setiap langkah kecilmu. Kamu adalah kristal dari impian-impian ibu yang dahulu terpendam di relung hati. Kini, di usia empat tahun, kamu melangkah ke dunia sekolah seperti seorang penjelajah kecil yang penuh rasa ingin tahu dan keberanian yang meluap-luap, siap menaklukkan dunia baru.
Selama perjalanan ini, ibu belajar darimu, Nak. Tawamu adalah mentari pagi yang membangunkan hari-hari ibu, dan tangismu adalah pelangi setelah hujan. Setiap tingkah lakumu mengajarkan ibu tentang cinta yang tak terbatas. Kamu, seperti buku indah yang ibu baca setiap hari, halaman-halamannya penuh dengan kisah bahagia dan pelajaran tak ternilai.
Namun, ibu hanyalah manusia yang kadang tersesat dalam badai emosinya. Saat amarah ibu meledak, seperti laut yang mengamuk, mungkin kamu merasa terombang-ambing tanpa arah. Maafkan ibu, Nak, bila kata-kata ibu terkadang setajam pisau, dan sikap ibu tidak selalu lembut seperti angin. Tapi, layaknya pohon yang merontokkan daun-daunnya, ibu akan terus tumbuh, berusaha menjadi lebih baik untukmu.
Ibu berjanji akan terus belajar, seperti seorang pelajar gigih yang tak kenal lelah. Ibu berdoa agar kamu menjadi anak yang sholeh, penuh kebaikan, dan selalu berada dalam naungan Allah. Seperti yang pernah diungkapkan oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib, “Didiklah anakmu sesuai zamannya, karena mereka hidup bukan di zamanmu.” Ibu berharap pendidikan yang ibu berikan bukan sekadar pengetahuan, tapi juga kebijaksanaan hati.
Di era digital ini, di mana informasi datang bagai banjir yang tak terbendung, ibu ingin kamu mampu memilih mana yang benar, seperti nelayan yang memilih mutiara di lautan informasi. Seperti yang dikatakan oleh Imam Al-Ghazali, “Pendidikan bukanlah untuk hidup, melainkan untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan setelah mati.” Ibu ingin kamu memahami bahwa pengetahuan yang bermanfaat tidak hanya untuk dunia, tapi juga untuk akhiratmu.
Ketika kamu melangkah menghadapi dunia dengan mata yang cerah dan hati yang penuh harapan, ingatlah bahwa ibu adalah angin di belakang layar layarmu, meski tak selalu terlihat, selalu ada mendukung setiap langkahmu. Tantangan yang kamu hadapi adalah batu loncatan untuk menjadi lebih kuat, dan kebijaksanaan adalah perisai yang ibu harap akan selalu melindungimu.
Ibu tahu, dunia ini kadang bagaikan ombak yang menghantam tanpa ampun. Namun, seperti kata Ibnu Sina, “Pendidikan adalah pemimpin yang menentukan masa depan manusia.” Ibu ingin kamu menggunakannya dengan bijak, untuk membangun, bukan meruntuhkan; untuk memberi cahaya, bukan kegelapan.
Jika ibu pernah marah, Nak, ketahuilah itu bukan karena ibu tak mencintaimu, tapi justru karena ibu ingin yang terbaik untukmu. Ibu adalah manusia biasa yang kadang tersandung dalam kekurangan, tetapi cinta ibu untukmu adalah bintang yang tak pernah padam, bersinar selamanya di langit hati ibu.
Setiap senyumanmu, tawa kecilmu, adalah permata yang tak ternilai bagi ibu. Seperti yang dikatakan oleh Ibnu Khaldun, “Anak-anak merupakan kekayaan terbesar bagi sebuah bangsa dan agama.” Kamu adalah kekuatan ibu, kebanggaan ibu, dan bersama-sama kita akan menaklukkan setiap badai kehidupan.
Akhirnya, Zafran, ibu mencintaimu lebih dari apa yang kata-kata bisa ungkapkan. Semoga kamu tumbuh menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berhati mulia. Jadilah bintang terang di langit kehidupan, sebagaimana kamu adalah cahaya abadi di langit hati ibu. Terima kasih atas segala pelajaran dan kebahagiaan yang kamu bawa dalam hidup ibu.
Dengan segala cinta,
Ibu
Comments
Post a Comment