PELATIHAN AI UNTUK PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN NON FORMAL DI KOTA TEGAL
Tegal, 12 September 2024 – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tegal menyelenggarakan pelatihan penggunaan kecerdasan buatan (AI) di Pendopo Ki Gede Sedayu, Tegal. Pelatihan yang diikuti oleh 30 peserta yang terdiri dari tutor, pamong, dan penilik pendidikan non formal ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran di lingkungan SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) dan PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat).
Kegiatan ini merupakan langkah nyata dalam mendukung program Kurikulum Merdeka yang menekankan pentingnya integrasi teknologi dalam pembelajaran. Kepala Bidang P2PNF (Pendidikan dan Pelatihan Non Formal) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tegal, dalam sambutannya, menekankan bahwa di era Society 5.0, penggunaan teknologi telah menjadi kebutuhan mutlak.
"Para pendidik di lingkungan pendidikan non formal harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Penggunaan kecerdasan buatan tidak hanya memudahkan pekerjaan, tetapi juga meningkatkan kualitas pelayanan kepada peserta didik," ungkapnya.
Pelatihan yang dimulai sejak pukul 09.00 WIB tersebut disambut dengan antusiasme tinggi dari para peserta. Ibu Senantiasa Haem, S.H., selaku ketua panitia, menyampaikan bahwa mutu pendidikan non formal sangat bergantung pada para pengelola, yakni tutor dan pamong yang berinteraksi langsung dengan peserta didik. Menurutnya, dengan mengintegrasikan teknologi, khususnya kecerdasan buatan, pekerjaan yang rumit dapat diselesaikan lebih efektif dan efisien.
“Penggunaan kecerdasan buatan dalam pendidikan non formal dapat mempercepat proses belajar-mengajar serta meningkatkan kualitas pembelajaran yang diterima peserta didik,” tambah Senantiasa.
Narasumber dalam pelatihan ini adalah Dr. Mampuono R. Tomorejo, seorang Widyaprada Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Tengah yang telah memenangkan berbagai penghargaan nasional dan internasional dalam bidang teknologi pembelajaran. Dalam paparannya, Dr. Mampuono menekankan pentingnya para pendidik melek teknologi, terutama kecerdasan buatan.
"Jika pendidik tertinggal dalam penggunaan teknologi, khususnya AI, ada kemungkinan peserta didik justru memanfaatkannya secara tidak tepat, yang dapat menghambat pembelajaran. Oleh karena itu, penguasaan AI bagi guru sangatlah penting," ujar Dr. Mampuono.
Dr. Mampuono juga memperagakan penggunaan kecerdasan buatan dalam metode berliterasi Tali Bambuapus Giri (Implementasi Literasi Produktif Bersama dalam Pembuatan Pustaka Digital Mandiri Berbasis AI) dengan pendekatan menulis berbasis proses (process-based writing approach ). Dalam sesi tersebut, para peserta diminta menulis dengan bantuan teknologi pengubah suara menjadi teks melalui gadget mereka. Hasilnya, dalam waktu 15 menit, peserta berhasil menghasilkan karya tulisan sepanjang 150 hingga 250 karakter dan dengan bantuan AI tulisan tersebut dalam waktu singkat berubah menjadi tulisan yang sangat layak terbit yang secara kualitas maupun kuantitas sangat mengesankan. Dr. Mampuono juga mengajarkan bagaimana membuat ilustrasi untuk melengkapi tulisan tersebut dengan AI pencipta gambar yang hasilnya juga sangat bagus dan menakjubkan.
Pelatihan ini berlangsung selama tiga jam dan diakhiri pada pukul 12.00 WIB. Namun, antusiasme peserta membuat kegiatan berlangsung lebih lama dari yang dijadwalkan. Para peserta begitu terlibat dalam praktek penggunaan AI sehingga mereka memilih untuk terus bekerja di depan laptop dan gadget mereka hingga setengah jam lebih dari waktu yang ditentukan.
Salah satu peserta, seorang tutor SKB, mengungkapkan rasa kagumnya terhadap kemampuan AI dalam membantu proses pembelajaran. "Saya tak menyangka, teknologi ini sangat membantu dalam menulis dan membuat ilustrasi. Proses yang biasanya memakan waktu lama, bisa kami selesaikan dalam waktu singkat dengan hasil yang sangat memuaskan," katanya.
Pelatihan ini diharapkan dapat mendorong para peserta untuk menerapkan teknologi AI dalam pembelajaran mereka sehari-hari. Dengan demikian, mereka dapat menghadirkan proses pembelajaran yang lebih efektif dan menarik bagi peserta didik, terutama di lingkungan pendidikan non formal.
Kegiatan pelatihan ditutup dengan sesi foto bersama dan penyerahan kenang-kenangan dari panitia kepada narasumber. Ketua panitia, Ibu Senantiasa Haem, menyampaikan harapannya agar para peserta bisa segera menerapkan ilmu yang didapatkan dalam kegiatan ini di satuan pendidikan masing-masing. Para peserta juga diminta untuk membagikan ilmu tersebut kepada rekan-rekan mereka di lingkungan kerja.
Dengan terselenggaranya pelatihan ini, diharapkan pendidikan non formal di Kota Tegal akan semakin bermutu dan mampu bersaing dengan pendidikan formal dalam hal kualitas dan efisiensi pembelajaran.
==================================
Ditulis dengan *Strategi Tali Bambuapus Giri* - _Implementasi Literasi Produktif Bersama dalam Pembuatan Pustaka Digital Mandiri Berbasis AI._
Comments
Post a Comment