TUKANG CANGKUL
(Ditulis dengan strategi Tali BambuApus Giri)
Mampu, demikian nama panggilan seorang anak muda yang sesungguhnya bernama Mampuono, yang memiliki harapan besar di pundaknya, memulai kisah hidupnya. Ia merasa berada dalam persimpangan ketika harus memilih jalur pendidikan di IKIP Semarang. Di sinilah awal dari perjalanan yang penuh kebimbangan dan konflik batin. Cita-citanya sebagai arsitek harus menepi, tergantikan oleh pilihan masuk jurusan pendidikan kimia untuk meringankan beban ekonomi keluarganya yang cenderung di bawah rata-rata.
SMA 3 Semarang, tempatnya menamatkan pendidikan sekolah lanjutan di tingkat atas menunjukkan sesuatu yang kontras. Ketika masuk ke perguruan tinggi-perguruan tinggi favorit seperti ITB, UGM, IPB, UI, Unair, atau minimal Undip menjadi pilihan utama bagi teman-temannya sesama alumni, Mampu memilih masuk jurusan pendidikan kimia. Sebuah langkah yang membuat teman-teman dekatnya membelalakkan mata dan merasa tidak percaya.
Keputusan Mampu untuk masuk jurusan pendidikan Kimia IKIP Semarang adalah sesuatu yang langka. Pilihan Mampu untuk pada akhirnya menjalani profesi sebagai seorang guru sempat menjadi bahan seloroh mereka. "Selamat pagi Pak Guru Mampu..." sapa mereka tertawa-tawa sambil membungkukkan badan. Mereka mengambil sikap hormat dan meletakkan telapak tangan di atas dahi mereka. Mampu hanya bisa tersenyum kecut sambil bersikap mau menendang pantat mereka. Akhirnya mereka berlarian menjauh sambil melindungi pantat mereka. Mampu akhirnya ikut tertawa-tawa dan mencoba memahami sikap mereka.
Mampu menyadari bahwa langkahnya adalah salah satu hal yang berbeda dan jarang ditemui di SMA favorit itu. Memilih profesi sebagai guru kimia di tengah teman-teman yang ingin menjadi dokter, Insinyur, pengacara, akuntan, ekonom, Taruna Akpol, atau Taruna Akmil adalah sesuatu yang tidak biasa. Di SMA yang salah satu siswanya, Ryan Hidayat, menjadi bintang film terkenal karena bermain film berjudul Lupus, atau alumni-alumninya banyak yang menjadi menteri, pejabat pusat, atau para jenderal, Mampu pada akhirnya harus menjalani profesi sebagaimana yang dijalani oleh Umar Bakri.
Keputusan yang diambil Mampu tidak hanya berdampak pada dirinya sendiri, tetapi juga memperhitungkan kondisi keluarga. Keterbatasan ekonomi dan situasi orang tuanya yang menjadi tulang punggung keluarga memaksa Mampu menerima saran kakaknya untuk masuk ke IKIP Semarang. Meski cita-citanya tertunda, ia berusaha menghadapi perjalanan akademisnya dengan penuh semangat.
Meskipun hatinya sempat terusik karena keinginannya yang tertunda, Mampu pada akhirnya mengambil langkah berani untuk mengejar gelar sarjana dalam jurusan kimia dengan tekad yang kuat. Kesadaran akan keterlambatannya dalam mengambil keputusan mengakibatkan dirinya sedikit tertinggal dari teman-teman sekelasnya, namun hal ini justru menjadi pendorong untuk memberikan yang terbaik.
Dalam perjalanan kuliahnya, Mampu menemui ketidakpastian seputar pilihan jurusan. Meskipun minat teman-temannya lebih condong ke bidang pendidikan, Mampu pada akhirnya memilih untuk fokus memahami dunia kimia murni dan penguasaan bahasa internasional yaitu bahasa Inggris. Konflik batin yang muncul menjadi kompleks, karena di satu sisi, dia ingin mengembangkan bakat seni rupanya yang terpendam, sementara di sisi lain, tanggung jawab untuk meringankan beban ibunya sebagai tulang punggung keluarga mendorongnya untuk mengambil langkah yang lebih praktis.
Melalui berbagai ujian, baik akademis maupun ujian kehidupan sehari-hari, Mampu akhirnya berhasil menyelesaikan pendidikannya dan lulus sebagai sarjana pendidikan kimia dari IKIP Negeri Semarang pada tahun 1995. Ketercapaiannya untuk mendapatkan nilai skripsi A polos dianggap sebagai sebuah kebangkitan, mengingat selama itu ia melalui perjalanan studi dengan berbagai kebimbangan dan tantangan.
Tekatnya untuk meraih gelar sarjana menjadi sebuah babak baru dalam hidup Mampu. Nilai skripsi yang dicapainya menjadi simbol keberhasilan yang disertai dengan rasa syukur yang luar biasa. Meskipun tidak lulus cum laude, Mampu melihat pencapaian ini sebagai nikmat yang patut disyukuri, mengingat perjuangan dan keputusan sulit yang telah ia tempuh dalam meraih gelar tersebut.
Setelah menyelesaikan pendidikan tinggi dan meraih gelar sarjana di bidang pendidikan kimia, Mampu dihadapkan pada tantangan besar saat memasuki dunia pekerjaan. Salah satu alasan memilih jurusan kimia adalah dengan harapan dapat bekerja di perusahaan kimia yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Namun, setelah beberapa upaya melamar pekerjaan di berbagai perusahaan, Mampu merasakan kebuntuan yang membuatnya tidak dapat menembus pintu-pintu pekerjaan yang diinginkannya.
Meskipun Mampu merasa memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan jurusannya, Mampu menghadapi kenyataan bahwa industri kimia tidak sepenuhnya membukakan peluang baginya. Setiap upaya dan percobaan yang dilakukan selalu berujung pada pintu yang terkunci. Hal ini membawa Mampu ke titik terendah, di mana kegelisahan dan kekhawatiran tentang masa depannya semakin menghimpit. Mampu terpaksa merenung dan mencari jalan keluar dari kebuntuan ini.
Pada suatu malam, Mampu menghadiri pengajian hikmah yang rutin dibimbing oleh Sang Guru yang waskita. Sang Guru memberikan wejangan mendalam tentang hikmah-hikmah kehidupan. Pada saat itu Sang Guru mengatakan bahwa ada seseorang yang selalu berdoa minta pekerjaan padahal pekerjaan banyak tersedia di lingkungan rumahnya. Ungkapan yang disampaikan guru spiritual itu membuat hati dan batin Mampu tersentuh.
Meskipun Sang Guru memberikan nasihat tidak secara langsung kepada dirinya secara pribadi melainkan kepada jamaah keseluruhan, namun Mampu merasa bahwa sebenarnya yang menjadi sasaran nasehat Sang Guru yang paling tepat adalah dirinya. Maka saat itu juga Mampu mulai merenungkan dalam-dalam pesan penting kehidupan yang disampaikan oleh Sang Guru di keheningan malam itu. Setelah melakukan kontemplasi mendalam dan introspeksi diri yang menyeluruh Mampu memutuskan untuk menjalani masa tunggu dengan melakukan pekerjaan yang ada di sekitar rumah. Inilah momen pencerahan yang mengubah arah hidup Mampu.
Menggali lebih dalam, Mampu mulai memikirkan bagaimana mengaplikasikan pesan Sang Guru spiritual ke dalam kesehariannya. Dalam meditasi dan refleksi, ia memutuskan untuk memberikan pengabdian melalui pertanian di ladang keluarganya. Keputusan ini bukan hanya sekadar pelarian dari kegagalan mencari pekerjaan, tetapi menjadi bentuk dedikasi yang tulus.
Kakak-kakaknya selama ini sudah membantu orang tuanya untuk mengolah ladang dan kebun seluas dua hektar tersebut. Namun kemudian mereka harus bekerja di kota dan yang tinggal di rumah hanya dia beserta kakak-kakak perempuan dan ibunya yang janda. Sementara itu adiknya yang laki-laki juga masih sedang kuliah. Jadi dialah yang seharusnya menjadi tulang punggung untuk merawat dan memelihara warisan dari orang tuanya tersebut.
Perjuangan Mampu dimulai dengan membersihkan kembali cangkul, mengasah sabit dan parang, lalu membersihkan kebun dan ladang yang terbengkelai selama ini. Rumput ilalang setinggi tubuh orang dewasa dan pohon Klampis yang penuh duri menjadi sasaran utama. Dengan tekad yang kuat, Mampu menyingkirkan hamparan tanah yang tertutupi oleh tumbuhan pengganggu tersebut, memulai perjalanan untuk menghidupkan kembali kesuburan tanah yang terlupakan.
Dalam upaya membersihkan ladang, Mampu tak ragu membakar belukar dengan api yang membumbung tinggi, diiringi oleh asap hitam yang menyelimuti langit. Proses ini menjadi simbol pembakaran masa lalu yang tidak produktif, memberikan kesempatan bagi tanah untuk memulai lembaran baru. Tidak hanya itu, cangkul menjadi alat utama yang diangkat dan dijatuhkan oleh Mampu untuk terus mengolah tanah, memastikan agar kembali menjadi lahan yang produktif.
Transformasi ladang Mampu tidak hanya sekadar membersihkan, tetapi juga mengubahnya menjadi tempat yang subur. Tanaman-tanaman produktif seperti ketela pohon, pisang, gembili, uwi, tomboreso, lerut, ganyong, cabai, tomat, dan terung mulai bermunculan, menggantikan rerumputan dan perdu yang sebelumnya menyelimuti ladang. Ini adalah awal dari keberhasilan Mampu dalam mengembalikan kehidupan pada lahan yang pernah terlupakan.
Selama proses tersebut, Mampu merasakan keharuman tanah yang terbongkar oleh mata cangkul, menikmati aroma segarnya rerumputan yang terpotong oleh sabit yang baru diasah dengan batu ungkal pilihan. Sesekali muncul luka kecil berdarah karena gesekan kulit dengan daun, duri, atau potongan ranting yang tajam. Kadang-kadang juga harus merasakan amarah binatang-binatang kecil yang merasa terusik karena kampung halamannya di porak-porandakan. Semut rangrang berwarna merah yang pemberang dengan gigitan yang menusuk perih atau semut nyantang berwarna hitam dengan sengat yang menyakitkan atau juga nyamuk malaria dan tawon ndas mungkin adalah makhluk-makhluk kecil yang paling tidak terima karena pembersihan ladang itu. Sesekali bahkan mampu harus merasakan sengatan kalajengking atau gigitan ular yang mungkin akan membuat kejang dan demam bagi mereka yang tidak biasa.
Itu semua adalah chemistry yang tidak bisa dilupakan hingga saat ini. Setiap langkah diiringi dengan kesan yang membekas di dalam ingatan Mampu. Seiring dengan itu, ranumnya pisang raja yang baru dipanen menjadi saksi bisu, menyajikan kenangan indah yang meresap dalam setiap sudut ladang yang kembali hidup. Mampu menyulam kisah masa lalu yang terpatri indah dan memberikan makna baru pada perjuangannya.
Berlalunya waktu satu tahun sebagai tukang cangkul di ladang sendiri mengajarkan Mampu nilai-nilai ketekunan, kesabaran, dan rasa tanggung jawab. Meskipun terjun dalam pekerjaan yang sederhana, dia mampu menemukan kebahagiaan dan makna hidup. Pada akhirnya, pengalaman ini bukan hanya menjadi jalan keluar dari kebuntuan karier, tetapi juga menunjukkan bahwa jalan keberhasilan seringkali diawali dengan langkah-langkah sederhana yang penuh makna.
Terinspirasi oleh wejangan spiritual Sang Guru, Mampu memutuskan untuk mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Bertafakur dan mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah subhanahu wa ta'ala, Mampu terus merawat kembali peninggalan orang tua. Di bawah pohon-pohon pisang yang subur, dengan buah yang mulai ranum, Mampu duduk dan mengucapkan syukur, menggunakan wasilah kebaikan yang telah dilakukannya untuk memohon pekerjaan yang lebih sesuai sebagai lulusan Pendidikan Kimia.
Doa dan usaha Mampu tidak berjalan sia-sia. Temannya datang dengan informasi tentang lowongan pekerjaan sebagai guru kimia di sebuah sekolah di tengah kota. Mampu mencoba melamar dan akhirnya diterima. Namun, Mampu tidak hanya memanfaatkan waktu untuk bekerja di sekolah, tetapi juga tetap memelihara kebun dan ladang, sambil terus berdoa dan bersyukur. Salah satu harapannya adalah dapat mengajar dan mendedikasikan ilmunya tidak hanya di sekolah umum, tetapi juga di sekolah agama.
Keberuntungan semakin menghampiri Mampu ketika datang informasi bahwa sebuah Madrasah Aliyah di Kabupaten sebelah membutuhkan guru kimia. Dengan semangat dan tekad, Mampu melamar posisi tersebut dan akhirnya diterima. Sejak tahun 1996, Mampu mulai meniti karier sebagai guru di sekolah menengah atas umum (SMA) dan Madrasah Aliyah. Selama bertahun-tahun, perjuangan kerasnya tidak berhenti, membawanya diakui sebagai salah satu lulusan sukses di jurusan kimia.
Meskipun begitu, tekad Mampu untuk terus berkembang tidak terbatas. Dia memutuskan untuk mengembangkan ilmunya di bidang teknologi informasi, meraih gelar magister komputer melalui beasiswa unggulan. Selanjutnya, gelar doktor pendidikan bahasa Inggris diraih dari Universitas Negeri Semarang (Unnes), meskipun perguruan tinggi tersebut telah berganti nama dari tempat awalnya.
Prestasinya tidak berhenti pada gelar akademis, Mampu terus menunjukkan kebermanfaatannya. Menjuarai berbagai kompetisi guru dari tingkat provinsi, nasional, hingga internasional menjadi bukti tekad dan keberhasilannya dalam berbagi pengetahuan serta keterampilannya.
Dengan semangat untuk terus berbagi kebermanfaatan, Mampu memutuskan untuk menerapkan ide cemerlangnya. Ia bercita-cita untuk memudahkan para pendidik dalam belajar lebih lanjut dan menjalani profesinya dengan lebih ringan melalui pemanfaatan teknologi artificial intelligence. Dengan tekad dan semangat yang baru, Mampu memulai perjalanan sebagai seorang doktor, tidak hanya berusaha berinovasi tetapi juga menggali potensinya untuk memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan.
Dengan semangat untuk terus berbagi kebermanfaatan, Mampu memutuskan untuk menerapkan ide cemerlangnya dalam disertasinya saat mengambil program doktoral pendidikan bahasa Inggris. Disertasi ini berkaitan dengan penggunaan metode menemu baling atau menulis dengan mulut dan membaca dengan telinga. Fokusnya adalah memudahkan orang-orang di kalangan pendidikan maupun di kalangan umum untuk lebih mudah berliterasi. Dalam disertasinya, Mampu menggabungkan teknologi speech to text dan text to speech, didukung oleh kecerdasan buatan atau AI.
Perjalanan Mampu sebagai seorang pembelajar sejati tidak hanya menghasilkan inovasi dalam pemanfaatan teknologi artificial intelligence untuk pembelajaran, tetapi juga membuka babak baru dalam literasi. Disertasi yang dikerjakannya mengusung gagasan canggih tentang bagaimana metode menemu baling dapat memberikan kemudahan bagi mereka yang sulit menulis dengan tangan. Konsep menulis dengan mulut dan membaca dengan telinga menjadi terobosan yang menggabungkan teknologi dan kecerdasan buatan untuk memberikan aksesibilitas literasi yang lebih baik.
Melalui kiprahnya, Mampu berupaya memberikan solusi praktis bagi para pendidik dan masyarakat umum agar dapat lebih mudah berliterasi. Penggunaan teknologi speech to text dan text to speech yang dibantu oleh kecerdasan buatan menjadi instrumen utama dalam konsep menemu baling yang kini dikembangkan lagi menjadi strategi Tali BambuApus Giri atau implementasi literasi produktif bersama dalam pembuatan pustaka digital mandiri berbasis AI ini. Disertasi Mampu menciptakan alternatif yang inovatif untuk mendukung pembelajaran dan literasi, menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan responsif terhadap kebutuhan individu.
Mampu dalam mengembangkan ide inovatifnya tidak hanya terlihat dari sisi akademis, tetapi juga dari dampak positif yang dihasilkannya dalam dunia pendidikan dan literasi. Inovasi ini menjadi landasan untuk pengembangan teknologi literasi yang lebih luas, memperkaya cara orang belajar dan mengakses informasi. Dengan demikian, Mampu bukan hanya berusaha menjadi inovator dalam bidang pendidikan, tetapi juga memberikan sumbangan berarti dalam memajukan literasi di masyarakat secara keseluruhan.
Penggunaan strategi literasi dengan teknologi artificial intelligence yang dikembangkan oleh Mampu menjadi sebuah terobosan dalam dunia pendidikan. Ia tidak hanya berhenti pada penggunaan teknologi untuk memudahkan guru, tetapi juga berusaha meningkatkan pengalaman belajar siswa. Dengan pendekatan inovatifnya, Mampu menciptakan lingkungan pembelajaran yang dinamis dan interaktif, memotivasi siswa untuk belajar dengan lebih antusias.
Keberhasilan usaha Mampu tidak hanya terukur dari hasil riset dan inovasinya, tetapi juga dari dampak positif yang dihasilkannya dalam dunia pendidikan. Ia aktif dalam berbagi pengetahuan dan pengalamannya melalui berbagai seminar, workshop, dan pelatihan bagi para pendidik. Mampu juga menjadi ketua umum organisasi yang bergerak dalam teacherpreneurship (ptic.or.id) sekaligus juga menjadi wakil ketua dewan pendidikan tingkat Jawa Tengah.
Dengan perjalanan karier yang terus berlangsung Mampu berusaha gigih melangkah maju dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan literasi dan numerasi dengan penggunaan teknologi, terutama artificial intelligence. Dedikasinya yang tinggi untuk berinovasi dan berbagi pengetahuan menjadikan Mampu dianggap sebagai sosok yang menginspirasi dalam dunia pendidikan modern.
Sampangan, Sabtu, 9 Maret 2024., 22.44 WIB.
Wah, menginspirasi sekali, mungkin ada kesamaan dg saya dimana profesi guru thn 1995 waktu saya kuliah dulu begitu rendah tetapi setelah ada program sertifikasi jadi naik daun tuh guru. Anda sangat beruntung sekali
ReplyDelete