MERAIH IMPIAN MENJADI SISWA SMA 3 SEMARANG
Ditulis dengan strategi Tali Bambuapus Giri
Ketika Mampu, demikian Mampuono biasa dipanggil, berada di kelas 3 di SMP 20 Semarang pada tahun 1985, di mana sekolah masih berada di gedung lama di Jalan Gebang Anom, Kelurahan Gebangsari, Kecamatan Genuk, Semarang, itu adalah masa yang luar biasa baginya dalam hal akademis. Setiap hari, dia tak pernah melewatkan kesempatan untuk belajar dan membaca buku. Meskipun sebelumnya dia lebih suka bermain daripada belajar, mulai dari SD hingga kelas 2 SMP, namun di tahun tersebut, kebiasaannya berubah sepenuhnya. Dia benar-benar memanfaatkan setiap waktu luangnya untuk memperdalam pengetahuannya, dan fokusnya pada pendidikan menjadi sangat kuat.
Sejak saat itu, Mampu menjadikan belajar sebagai prioritas utama dalam hidupnya. Perubahan ini membantunya untuk berkembang secara akademis dan menghasilkan hasil yang gemilang di sekolah. Meskipun mungkin sulit bagi sebagian orang untuk mengubah kebiasaan, Mampu berhasil mengubah dirinya menjadi siswa yang rajin dan tekun, siap menghadapi tantangan di masa depan dengan persiapan yang matang.
Biasanya selepas mengaji dan shalat Isya di langgar mbah Mungsal, teman-temannya satu kampung mengajak untuk bermain permainan tradisional seperti modinan, jitungan, gobak sodor, betengan, tembak-tembakan, mbek-mbekan, dan lain-lain. Mampu sangat menikmati keasyikan dari semua permainan tersebut dan sering kali tidak bisa menolak ajakan mereka, terutama saat permainan berlangsung di bawah cahaya bulan purnama. Kegembiraan yang mereka rasakan sungguh luar biasa, dan di kampung yang baru mendapatkan aliran listrik pada tahun 1987, anak-anak menjadi sangat akrab dengan alam. Meskipun hanya sedikit cahaya dari lampu teplok dan lampu petromak yang dimiliki beberapa warga, cahaya bulan dan bintang menjadi sumber penerangan alami mereka.
Kehidupan malam di kampung menjadi momen yang paling dinanti-nantikan oleh Mampu dan teman-temannya. Mereka merasa bebas bermain dan menikmati kebersamaan di bawah langit yang penuh dengan bintang. Bermain pada malam hari bukanlah halangan baginya, karena mata mereka telah terbiasa melihat di kegelapan. Cahaya remang-remang dari lampu teplok dan benderangnya lampu petromak milik beberapa warga yang biasanya halamannya luas dan rumahnya jauh dari jalan memberikan suasana yang magis, sementara gemerlapnya bintang-bintang memberikan semangat baru bagi permainan mereka.
Keakraban dengan alam dan kebersamaan di kampung memberikan warna tersendiri dalam kenangan masa kecil Mampu. Setiap momen bermain di malam hari diiringi dengan tawa dan keceriaan bersama teman-temannya, menciptakan kenangan yang tak terlupakan dalam perjalanan hidupnya.
Mampu telah menjadi figur yang diandalkan dalam mengatur dan memimpin permainan bersama teman-temannya. Kemampuannya dalam merancang strategi dan mengoordinasikan tim menjadi faktor kunci dalam kesuksesan permainan mereka. Setiap orang yang bergabung dengan timnya setelah melakukan pingsut dan hompimpa diyakini akan mendapatkan keberuntungan, karena Mampu selalu menghadirkan beragam strategi yang memperkuat timnya, sehingga seringkali timnya yang keluar sebagai pemenang dalam setiap permainan.
Keahlian dan kepemimpinan Mampu dalam dunia permainan menciptakan dinamika yang seru dan menyenangkan bagi semua anggota timnya bahkan kepada lawan permainannya. Mereka tidak hanya bermain untuk bersenang-senang, tetapi juga belajar untuk bekerja sama dan mengembangkan strategi bersama-sama. Kehadiran Mampu sebagai pemimpin yang tangguh memberikan inspirasi dan motivasi bagi teman-temannya, sehingga menciptakan ikatan yang kuat dan kemenangan yang gemilang dalam setiap permainan yang mereka mainkan.
Masa kanak-kanak Mampu hingga kelas 2 SMP diwarnai oleh kebahagiaan dan kesenangan yang tiada tara. Di kampungnya, permainan menjadi bagian utama dari kehidupan sehari-hari, dengan sedikit beban kewajiban. Bagi sebagian besar warga Dusun Widuri, di mana Mampu dibesarkan, pendidikan tidak dianggap sebagai prioritas. Mayoritas hanya menyelesaikan pendidikan dasar dan kemudian mencari pekerjaan di kota, mengabaikan peluang untuk melanjutkan sekolah. Namun, di beberapa keluarga, pengajaran agama menjadi kewajiban yang tak terhindarkan, sementara membantu orang tua dalam pekerjaan rumah seperti memelihara hewan ternak atau memetik hasil bumi juga menjadi bagian dari tanggung jawab mereka. Setelah kewajiban tersebut dipenuhi, mereka diberi kebebasan untuk menikmati masa kecil mereka dengan bermain dan bersenang-senang sepuasnya.
Di lingkungan di mana ia dibesarkan belajar belum dianggap sesuatu yang sangat penting, namun Mampu merasakan dorongan yang kuat untuk mengejar pendidikan. Meskipun di sekitarnya tidak banyak yang memprioritaskan belajar, dia menyadari bahwa pendidikan adalah kunci untuk meraih mimpi-mimpi dan menciptakan masa depan yang lebih baik. Meskipun tugas-tugas rumah tangga seperti mengurus hewan ternak dan menolong orang tua menjadi bagian rutin dari kehidupannya, Mampu masih menemukan waktu untuk membaca dan belajar di antara kesibukan tersebut.
Dalam kehidupan yang diwarnai oleh kebebasan bermain dan tanggung jawab keluarga, Mampu memperoleh pemahaman yang mendalam akan arti pentingnya pendidikan. Keinginannya untuk melanjutkan sekolah tidak hanya berasal dari ambisi pribadi, tetapi juga dari keyakinan akan nilai-nilai yang bisa diperoleh melalui pendidikan. Justeru dalam lingkungan yang mungkin kurang mendukung, Tuhan tampaknya menurunkan hidayah kepada Mampu agar menemukan tekad yang kuat untuk mengejar cita-citanya dan membuktikan bahwa dengan ketekunan dan kerja keras serta doa sepenuh keyakinan dalqm impian yang kuat, segala hal menjadi mungkin.
Bagi Mampu dan teman-temannya, kehidupan di kampung mereka dipenuhi dengan keceriaan dan kesenangan. Mereka merasa tidak pernah kehabisan waktu untuk merasa sedih karena selalu ada teman-teman sekampung yang menyenangkan untuk menemani mereka. Dikelilingi oleh banyak teman, mereka merasa terhubung dan tidak kesepian, dan ini memberi mereka semangat untuk terus menjalani hari-hari mereka dengan penuh semangat dan kegembiraan.
Selain itu, variasi permainan yang tak terbatas menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Mereka menikmati kebebasan untuk memilih dan bermain sebanyak yang mereka inginkan, tanpa batasan atau tekanan. Bahkan ketika jumlah tim dalam permainan kurang, mereka dengan kreatifitasnya mampu menemukan solusi dengan menggandakan diri atau menambah jumlah nyawa dalam permainan, memastikan bahwa kesenangan mereka tidak terganggu. Fleksibilitas ini memungkinkan mereka untuk terus menikmati setiap momen dan menjaga semangat bermain yang tinggi, bahkan ketika mereka mulai merasa bosan dengan satu permainan, mereka dengan cepat beralih ke yang lain untuk tetap merasakan kesenangan.
Kegembiraan dan keceriaan tak berhenti begitu saja setelah bermain di luar hingga malam hari. Begitu mulai bosan, Mampu dan teman-temannya langsung bergegas ke ruang tamu tetangga yang dilengkapi dengan TV hitam putih yang dihidupkan menggunakan aki. Mereka melanjutkan hiburan mereka dengan menonton film hingga larut malam. TVRI menjadi satu-satunya saluran TV di Indonesia pada tahun 80-an, namun itu cukup untuk memberikan hiburan yang tak terlupakan. Film-film serial action seperti The Time Tunnel, Voyage to the Bottom, Hunter, Star Trek, dan lainnya, menjadi tontonan favorit mereka yang diputar setiap malam.
Keseruan menonton film di ruang tamu tetangga bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi momen yang mengikatkan persahabatan mereka lebih erat. Dalam suasana yang santai dan penuh tawa, mereka menikmati petualangan-petualangan dari film-film serial tersebut, merasakan kegembiraan yang tak tergantikan. Hiburan di depan layar TV hitam putih tersebut menjadi bagian penting dari kenangan indah masa kecil Mampu dan teman-temannya, mengukuhkan ikatan persahabatan mereka yang akan terus berlanjut hingga dewasa.
Saat memasuki tahap baru sebagai siswa kelas 3 SMP, Mampu menerima saran berharga dari teman sepermainannya, Wawan, yang juga merupakan anak dari Pak Imam Temu, ketua RW 7 di Kampung Widuri Kelurahan Gebangsari. Wawan memberikan tips penting tentang bagaimana menghadapi ujian nasional dengan cerdas, yang segera akan dihadapi oleh Mampu dan rekan-rekannya.
Ketika itu, Mampu bercita-cita kuat untuk melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 3 Semarang, yang dianggap sebagai sekolah favorit pada masa itu, tidak hanya di tingkat Semarang, tetapi juga di Jawa Tengah dan nasional. Semangat Mampu didukung oleh keyakinan bahwa banyak tokoh sukses berasal dari SMA tersebut. Bahkan sampai hari ini figur seperti Sri Mulyani dan Retno Marsudi, yang kemudian menjadi Menteri Keuangan dan Menteri Luar Negeri dua periode secara berturut-turut telah menjadi bukti keunggulan dari SMA tersebut.
Setelah menerima saran dari Wawan, Mampu dengan tekun menjalankan strategi yang itu. Dia membawa buku-buku, termasuk buku catatan pelajaran yang berisi tulisan tangannya dan buku paket dari perpustakaan, ke mana pun dia pergi. Prinsip dasarnya adalah membaca, membaca, dan terus membaca, nantinya akan paham dengan sendirinya. Meskipun fasilitas yang tersedia sangat terbatas, semangat Mampu untuk berhasil masuk ke SMA favorit tidak padam. Dia memanfaatkan setiap momen, baik saat sibuk maupun saat senggang, untuk terus memperdalam pengetahuannya.
Komitmen Mampu terhadap pendidikan yang kuat membawanya untuk menyesuaikan diri dengan segala situasi. Meskipun dihadapkan pada keterbatasan fasilitas, dia tidak pernah menyerah atau merasa putus asa. Sebaliknya, semangatnya semakin membara, mendorongnya untuk mengejar cita-citanya dengan gigih dan tekun. Dia menyadari bahwa pendidikan adalah kunci keberhasilannya dan dia siap untuk melakukan segala yang diperlukan untuk mencapainya.
Perjuangan Mampu untuk meraih cita-citanya bukanlah tanpa rintangan, tetapi dia terus bertekad dan berjuang melewati setiap tantangan yang dia hadapi. Dukungan dari teman-temannya dan dorongan dari keluarganya memberinya kekuatan tambahan untuk terus maju dan tidak menyerah. Dalam perjalanannya menuju SMA favorit, Mampu belajar banyak tentang ketekunan, keberanian, dan tekad yang tak tergoyahkan dalam menghadapi tantangan kehidupan.
Dengan tekad yang kuat dan semangat yang membara, Mampu melanjutkan perjalanannya menuju SMA favoritnya dengan keyakinan bahwa kesuksesan adalah hasil dari kerja keras dan ketekunan. Meskipun jalan menuju cita-citanya penuh dengan rintangan, dia yakin bahwa dengan kesungguhan dan tekad yang kuat, dia akan berhasil mencapai impian tersebut.
Dalam upayanya untuk meraih cita-citanya, Mampu sadar bahwa sebagai anak dari desa, dia harus bersaing dengan anak-anak kota yang memiliki fasilitas yang lebih lengkap. Namun, keyakinannya bahwa "rajin pangkal pandai" menjadi pijakan yang kuat baginya. Mampu tidak pernah membatasi dirinya dalam belajar. Bahkan ketika sedang menggembalakan kambing atau memanjat pohon kelapa tertinggi, dia selalu membawa dan membaca buku-buku, terutama buku pelajaran yang berisi banyak teks seperti IPS, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan biologi.
Bagi Mampu, belajar bukanlah sekadar rutinitas harian, melainkan sebuah komitmen yang dijalankan dengan sungguh-sungguh. Dia memahami bahwa untuk menguasai materi pelajaran, dia harus meluangkan waktu khusus untuk mempelajarinya. Terutama di malam hari, ketika bersama teman-temannya tidur di langgar Mbah Mungsal, Mampu menggunakan setiap momen sebelum tidur untuk mempersiapkan diri menghadapi pelajaran besok. Dengan lampu teplok berbahan bakar minyak tanah sebagai sumber cahaya, dia menelusuri buku-buku dan memperdalam pemahamannya, bahkan membuka materi yang belum diajarkan oleh guru sebagai persiapan untuk pelajaran mendatang.
Tidak jarang pada saat bangun pagi dan pulang dari langgar ada teman-temannya yang mengolok-olok karena lubang hidungnya berwarna kehitaman dan membentuk gambar seperti kumis. Ini akibat terlalu banyaknya dia menghirup langes atau jelaga yang ikut terbang di udara karena pembakaran minyak tanah sebagai bahan bakar lampu teplok yang digunakannya sebagai penerang untuk belajar.
Ujian nasional bisa jadi menjadi momok bagi banyak siswa, tetapi bagi Mampu, itu adalah kesempatan untuk membuktikan kemampuannya. Dia menyadari bahwa kunci untuk meraih skor tinggi terletak pada pemahaman yang mendalam tentang pelajaran matematika, bahasa Inggris, bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan PMP. Oleh karena itu, dia tidak pernah mengabaikan pelajaran mana pun. Setiap materi dia pelajari dengan seksama dan tekun, siap menghadapi tantangan ujian nasional dengan keyakinan dan persiapan yang matang.
Ketekunan dan kerja keras Mampu memberinya keunggulan dalam menghadapi ujian nasional. Meskipun dihadapkan pada keterbatasan fasilitas di desa, dia tidak menyerah atau merasa putus asa. Sebaliknya, dia menggunakan setiap kesempatan yang ada untuk belajar dan mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin. Keuletannya ini membuahkan hasil saat dia berhasil menunjukkan kemampuannya dengan skor yang tinggi pada ujian nasional, mewujudkan cita-citanya untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
Bagi Mampu, meraih nilai Ebtanas murni yang optimal bukan hanya sekadar prestasi akademis biasa. Bagi dia, nilai ini menjadi tiket tunggal yang memungkinkannya untuk memasuki sekolah favoritnya, SMA 3 Semarang. Nilai Ebtanas Murni (NEM) menjadi ukuran standar yang dihasilkan dari Ujian Nasional, yang diadakan secara nasional di tingkat akhir sekolah dasar, SMP, dan SMA. Pentingnya NEM ditekankan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada masa itu, Prof. Dr. Nugroho Notosusanto, yang menetapkannya sebagai indikator kelulusan siswa dan penentu tunggal untuk kompetisi masuk sekolah negeri di tingkat berikutnya, kecuali untuk tingkat universitas yang memiliki sistem penerimaan tersendiri.
Dalam konteks persaingan ketat untuk memasuki SMA favoritnya, Mampu menyadari bahwa nilai Ebtanas murni adalah kunci utama yang tidak boleh diabaikan. Dia memahami bahwa nilai ini tidak hanya mencerminkan keberhasilannya dalam ujian, tetapi juga menentukan jalannya masa depan pendidikannya. Dengan pemahaman ini, dia mempersiapkan dirinya secara serius untuk menghadapi ujian tersebut, menyadari bahwa hasilnya akan memengaruhi kesempatan masuk ke sekolah impian.
Peran nilai Ebtanas murni dalam menentukan kompetisi masuk sekolah negeri menggambarkan betapa pentingnya persiapan dan penekanan pada prestasi akademis di tingkat pendidikan menengah. Bagi Mampu dan banyak siswa lainnya, ujian tersebut bukan hanya ujian biasa, tetapi merupakan langkah penting menuju tujuan akademis dan karier masa depan. Dengan pemahaman akan konsekuensi penting dari nilai tersebut, Mampu dan rekan-rekannya bersiap secara matang, mempersiapkan diri mereka untuk menghadapi ujian nasional dengan tekad dan kegigihan yang tinggi.
Waktu terus berjalan tanpa terasa, dan Mampu terus menerus membiasakan diri untuk belajar dengan gigih, di mana pun dan kapan pun. Semua usahanya menghasilkan hasil yang memuaskan saat akhirnya tiba saatnya menghadapi ujian nasional. Dengan tekad dan ketekunan yang tak tergoyahkan, Mampu berhasil meraih posisi kedua sebagai lulusan terbaik di SMP Negeri 20 Semarang. Bahkan nilai bahasa Inggrisnya nyaris sempurna dengan skor 96 dari skor maksimal 100. Kesuksesannya dalam Ujian Nasional tersebut membuka pintu bagi Mampu untuk mewujudkan cita-citanya, menjadi siswa SMA 3 Semarang.
Kesuksesan Mampu dalam ujian nasional menjadi bukti nyata dari dedikasinya dan kerja kerasnya selama itu. Setiap usaha dan perjuangan yang telah dilakukannya membawa hasil yang memuaskan, dan dia tidak pernah berhenti untuk mengejar mimpi-mimpinya. Dengan nilai Ebtanas yang membanggakan, Mampu akhirnya mendapatkan tiket untuk melanjutkan pendidikan di SMA yang selama ini menjadi impian terbesarnya.
Dengan pencapaian gemilang ini, Mampu tidak hanya menjadi contoh bagi teman-teman sebaya di kampungnya, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi para junior dalam generasi-generasi di bawahnya. Langkahnya yang gigih dan kerja kerasnya menjadi teladan bagi mereka, membuktikan bahwa dengan tekad yang kuat, segala impian dapat diwujudkan.
Kampung Widuri yang dulunya acuh tak acuh dengan pendidikan kini telah melahirkan banyak sarjana, magister, bahkan doktor, yang membuktikan bahwa pendidikan adalah kunci untuk meraih kesuksesan dalam kehidupan. Semangat dan dedikasi Mampu telah mewarnai jejak langkah para generasi penerusnya, membawa harapan dan optimisme bagi masa depan yang lebih cerah.
Sampangan, 13 Maret 2024 pukul 18.30 WIB. Ditulis dengan strategi Tali Bambuapus Giri (Implementasi literasi produktif bersama dalam pembuatan pustaka digital mandiri berbasis AI)
Comments
Post a Comment