HUJAN KOCOLAN DAN KUTUK TUNGGON
Oleh: Mampuono #menemubaling_batuasimtut #kisah_masa_kecil Langit siang itu sangat cerah. Warnanya biru megah. Hamparan mega tipis di bawahnya membuat perpaduan warna alam yang fantastis. Semua membuat hidup semakin bergerak dinamis . Angin tengah hari yang bertiup di antara daun-daun kelapa dan siwalan juga tidak enggan turun ke bawah. Semilirnya membelai anak-anak rambut kami yang hitam kecoklatan bersemu merah. Di bawah dapuran pohon pisang klutuk yang tumbuh meraksasa di pinggir sumur itu geng kami, anak kampung Widuri, berkumpul. Daun-daun lerut di seberang sumur itu tiba-tiba bergoyang cepat. Goyangan itu diikuti dengan suara bergedebug yang membuat kami terkesiap. Sebuah kepala tiba-tiba muncul dari rerimbun daun tanaman yang berumbi putih memanjang itu. "Hei! Nurkadi, bikin kaget orang saja!" teriak kami berempat hampir serempak. Yang ditegur nyengir kuda. Ia melompati blumbang kecil memanjang di seberang sumur, lalu bergabung dengan kami. Tubuhnya yan