Posts

Showing posts from March, 2024

HUJAN KOCOLAN DAN KUTUK TUNGGON

Image
  Oleh: Mampuono #menemubaling_batuasimtut #kisah_masa_kecil Langit siang itu sangat cerah. Warnanya  biru megah.  Hamparan mega tipis  di bawahnya  membuat perpaduan  warna alam yang fantastis. Semua  membuat hidup semakin bergerak dinamis .  Angin tengah hari yang bertiup di antara daun-daun kelapa dan siwalan juga tidak enggan  turun ke bawah. Semilirnya membelai anak-anak rambut kami yang hitam kecoklatan bersemu merah. Di bawah dapuran pohon pisang klutuk yang tumbuh meraksasa di pinggir sumur itu geng kami, anak kampung Widuri,  berkumpul. Daun-daun lerut di seberang sumur itu tiba-tiba bergoyang cepat. Goyangan itu diikuti dengan suara bergedebug  yang  membuat kami terkesiap. Sebuah kepala tiba-tiba muncul dari rerimbun daun tanaman yang berumbi putih memanjang itu. "Hei! Nurkadi, bikin kaget orang saja!" teriak kami berempat hampir   serempak. Yang ditegur nyengir kuda. Ia melompati blumbang kecil  memanjang di seberang sumur, lalu bergabung dengan kami. Tubuhnya yan

NDUDUK MBILI

Image
  Seri Autobiography: NDUDUK MBILI By Dr. Mampuono (Tali Bambuapus Giri) Nduduk mbili . Ada yang pernah mendengar istilah ini? Kedengarannya seperti bahasa di Afrika sana ya. Sungguh, adakah yang pernah merasakan getaran kehidupan dalam frase ini? Seakan menghadirkan aroma kisah dari jauh, mungkin dari jalanan berdebu Nairobi di Afrika atau pun suara riuh rendah alam raya di pedalaman rimba Amazon. Sebuah istilah yang mencuri perhatian, membawa kita terlempar ke belantara pikiran yang tak terduga. Ah, ingatanku membawaku pada masa-masa di bangku sekolah dasar sampai SMA, di mana setiap hari diisi dengan teka-teki hidup yang menunggu semesta menjawabnya. Dari rahim tanah subur, aku muncul sebagai anak takdir dari keluarga petani yang hidup bergantung pada belaian bumi. Setiap pagi, kami menyongsong matahari dengan tekad kuat, menatap luasnya sawah, ladang, dan kebun yang menjadi jantung kehidupan kami. Tanah yang kami pijak bukan hanya sekadar tanah, melainkan sumber segala ha

SIWALAN

Image
  Oleh: Dr. Mampuono ( Tali Bambuapus Giri) #orang_literat_menemubaling #kisah masa kecil “Dugdug… dugdug…  dugdug…” bunyi itu seperti suara bedug  besar yang ditabuh bertalu-talu. “Dugdug… dugdug… dugdug…” iramanya terdengar bergemuruh  semakin menderu.  Menggema  di keheningan suasana. Seperti genderang perang yang dibunyikan para prajurit berbadan kekar dalam perang kolosal kekaisaran China. Atau suara  jidur  yang dipukul para remaja tanggung dengan penuh semangat di hari raya. Menggetarkan hati dan jiwa semua yang mendengarnya, membahana,  mendaulat angkasa seluruh sudut desa. Tapi tidak! Itu bukanlah suara bedug di hari raya. Itu adalah degup jantungku yang memburu. Semakin keras. Semakin menderu. Jika suara bedug ketika malam takbiran tiba seluruh desa merayakannya dengan penuh sukacita, ini berbeda. Suara ini tak mampu membangkitkan perasaan serupa di hatiku. Hanya rasa takut yang melanda diriku, seiring dengan bertambahnya kecepatan detak jantungku. Bagaimana jika detak jantun