Posts

Featured Post

GERAKAN GURU MELEK AI BERSAMA DR. MRT

Image
  By: Dr. MRT  Di tengah derasnya arus perubahan zaman, pendidikan tidak lagi sekadar melibatkan buku dan papan tulis. Dalam guliran era Society 5.0, teknologi telah menjadi denyut nadi kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan. Dr. Mampuono R. Tomoredjo (Dr. MRT), seseorang yang mencoba terus berpikir visioner visioner yang memelopori Gerakan Guru Melek AI (GGMAI), mengingatkan bahwa guru yang tidak siap menyesuaikan diri seperti pelaut yang enggan belajar membaca bintang di tengah lautan digital. Dalam keterbukaan informasi saat ini, Gen-Z, para siswa yang lahir di era teknologi, telah melangkah lebih jauh. Bagaimana mungkin seorang guru dapat membimbing mereka jika ia sendiri gagap menghadapi teknologi? Sebagai widyaprada di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa Tengah sekaligus juga sebagai Ketua Umum Perkumpulan Teacherpreneur Indonesia Cerdas (PTIC) dan Ketua 1 Dewan Pendidikan Jawa Tengah, Dr. Mampuono menjelaskan bahwa menguasai kecerdasan buatan ibarat menjinak...

BAYANG-BAYANG PERSELINGKUHAN

Image
Inspired by: Irfan Kurniawan, guru SDN 1 Babak, Tulung, Rembang Dunia maya, ibarat sebuah labirin tanpa akhir yang penuh dengan jebakan ilusi. Setiap gulir layar menampilkan keindahan yang menipu, seperti sirene yang memanggil para pelaut untuk karam di karang. Di era ini, perselingkuhan tak lagi sekadar isu rumah tangga, melainkan wabah sosial yang menjalar tanpa pandang bulu. Media sosial seperti Instagram dan TikTok telah menjelma menjadi panggung parade kecantikan yang menggoda iman. Seperti kata pepatah, “Mata adalah jendela hati.” Namun, jika jendela itu terus terbuka pada godaan, tak heran jika hati mudah tergelincir. Perselingkuhan bukanlah isu baru, tapi kini ia hadir dalam bentuk yang lebih licin dan mematikan. Dalam satu studi oleh American Psychological Association, teknologi disebut sebagai salah satu faktor utama meningkatnya ketidaksetiaan dalam hubungan. Hal ini semakin diperparah dengan algoritma media sosial yang tanpa ampun memamerkan "kesempurnaan" tubuh d...

CAHAYA AI: GRATIS DAN BERMAKNA

Image
Inspired by : Mohammad Soheb, guru Sarang, Rembang Dalam dunia pendidikan yang terus berlari mengikuti denyut teknologi, hadirnya kecerdasan buatan (AI) ibarat lentera di lorong gelap administrasi guru. Namun, lentera itu sering kali dikunci dengan harga, seolah-olah pengetahuan hanya layak bagi mereka yang mampu membayar. Bukankah pendidikan sejatinya adalah hak setiap insan, bukan komoditas? Di zaman ini, kita semua seperti pemanah yang harus membidik tepat di tengah sasaran—efisiensi, kreativitas, dan hasil memukau. AI menjadi busur yang menawarkan daya lontar lebih jauh. Tapi, sayangnya, banyak aplikasi yang berubah menjadi benteng mahal. Untuk apa teknologi jika hanya membuat kita frustrasi dengan pesan, “Silakan upgrade ke premium”? Sebelum melangkah lebih jauh, mari kita jelajahi beberapa aplikasi AI yang benar-benar gratis dan bermanfaat. Pertama, Google Docs. Alat ini bukan hanya sekadar pengolah kata; ia dilengkapi dengan fitur prediksi teks dan alat kolaborasi r...

MENCARI JALAN USAHA

Image
Inspired by: Dasiirun Langit kehidupan kadang dihiasi awan gelap, membawa keraguan dan kecemasan tentang masa depan. Bagi banyak orang, terutama yang mendekati masa pensiun, pertanyaan besar muncul: Apa yang harus dilakukan agar tetap produktif dan bermakna? Jawaban itu sering bersembunyi di balik bayangan ketidakpastian: wirausaha. Namun, bagaimana memulai perjalanan ini? "Jika Anda ingin meraih sesuatu yang belum pernah Anda miliki, Anda harus bersedia melakukan sesuatu yang belum pernah Anda lakukan," kata Thomas Jefferson. Wirausaha adalah perjalanan yang membutuhkan keberanian untuk melawan rasa takut dan memulai dari nol. Masa pensiun tidak seharusnya menjadi saat mematung tanpa tujuan. Justru, ini adalah awal dari peluang baru. Namun, bayangkan, apakah Anda hanya ingin duduk di kursi goyang sambil menghitung detik berlalu? Atau membangun sesuatu yang bisa menjadi warisan? Albert Einstein pernah berkata, "Setiap orang jenius dalam caranya sendiri. Tetap...

MENUNDUKKAN OMBAK KEHIDUPAN

Image
 https://youtu.be/DF7KimeSfWk?si=LCBua3vje5wStz0m  Pagi ini  saya mendapatkan pertanyaan cukup  tajam dari kawan guru asal Demak setelah melihat status WhatsApp saya yang berjudul *Menjadi Kaya Sejak Muda* dan menampilkan seorang influencer bernama Timothy. Teman guru ini mengkritisi  Timothy, seorang motivator yang percaya bahwa kekayaan bisa diraih dengan satu momentum besar, ibarat peselancar yang menaklukkan ombak/raksasa. Ia berbicara tentang keberanian mengambil risiko besar demi kekayaan yang melimpah. Namun, mengapa banyak pendidik di negeri ini memandang pemikirannya dengan skeptis? Saya menanggapi dengan perumpamaan gelas kosong. Saya  menjelaskan bahwa banyak orang tidak mampu menerima pemikiran baru karena terjebak dalam pola pikir lama. Ambil contoh yang terjadi di grup *WA Edukasi Spiritual Finansial MRT* yang saya buat sejak dua tahun yang lalu. Hanya sepertiga dari mereka yang siap mengosongkan gelasnya untuk menerima pengalaman ...

GEMILANG

Image
  By: Dr. MRT Di suatu senja yang penuh semangat, Ibu Ismunarsih, seorang guru di TK Negeri Pembina yang kini dipimpin Ibu Sri Mardiyati, mengenang momen-momen berharga yang pernah dilaluinya bersama anak-anak didiknya. Tahun 2008 menjadi saksi perjalanan berliku mereka dalam berlatih senam, hingga akhirnya berhasil meraih juara 3 di tingkat Kabupaten Purworejo. Bagi Ibu Ismunarsih, perjalanan ini ibarat meniti tangga panjang yang terbuat dari harapan, semangat, dan cinta. Ibu Ismunarsih tidak hanya seorang guru, tetapi juga pelatih, penyemangat, dan tempat berbagi. Saat pertama kali memperkenalkan senam kepada murid-muridnya, Aira, Nadia, dan Syifa, mereka tampak bingung dan kesulitan memahami gerakan dasar. Kanan dan kiri menjadi teka-teki yang rumit bagi anak-anak kecil ini. Tapi, seperti hujan yang tak kenal lelah membasahi bumi, Ibu Ismunarsih juga tak henti-hentinya membimbing mereka dengan penuh kesabaran. Dengan ide kreatif, Ibu Ismunarsih mengikatkan tali ra...

CERPEN 36: ILMU

Image
KUMPULAN CERPEN TALI BAMBUAPUS GIRI  CERPEN 36: ILMU By: Dr. MRT (Dr. Mampuono R. Tomoredjo, S. Pd., S. Pd., M. Kom.)  Dingin menyusup ke sela-sela kulit pagi itu, membiarkan embun menari di atas dedaunan dan rumput. Matahari masih malas mengintip dari balik pegunungan, sementara burung-burung sudah memulai simfoni paginya. Di sebuah pondok kayu sederhana yang terletak di tepi hutan, seorang pria tua bernama Kiai Hasan duduk di kursi anyaman rotan, menggenggam cangkir teh hangat, menatap kosong ke arah awan yang berarak pelan. Di seberang pondoknya, hamparan sawah terbentang luas bak permadani hijau, berkilauan saat cahaya pagi menyentuh permukaannya. Kiai Hasan, meski usianya telah senja, garis-garis kegagahan masa mudanya masih tampak jelas pada wajah yang tenang dan bersahaja itu. Rambutnya telah memutih, namun posturnya yang tegap menunjukkan bahwa ia pernah menjadi seorang pemuda yang kuat dan tangguh. Kain sarung yang selalu dikenakannya tidak bisa menyembunyikan aura ke...