OPTIMISME HIDUP POSITIF

 

Catatan Jumat Pagi

OPTIMISME HIDUP POSITIF

Hidup positif itu…
Bagaikan mentari yang membina pagi, bukan petir yang meremukkan langit.
Ia mendidik bak sungai yang sabar mengikis batu, bukan panah beracun yang siap menancap.
Mengobati luka dengan kelembutan embun, bukan menggores hati dengan belati kata.
Mengukuhkan akar kebajikan, bukan meruntuhkan harapan dengan badai keangkuhan.
Saling menguatkan bagai jalinan akar raksasa, bukan saling melemahkan bagai rayap yang melahap pondasi.

Hidup positif itu…
Mengajak seperti angin yang membawa aroma bunga, bukan mengejek seperti badai yang menerbangkan debu kehinaan.
Mengajar laksana lentera yang menuntun dalam gelap, bukan menghajar seperti badai yang membabi buta.
Saling belajar, bukan saling bertengkar seperti dua singa yang lupa bahwa mereka seharusnya berburu bersama.
Mengulurkan tangan bagai langit yang menurunkan hujan, bukan memojokkan seperti dinding yang mengurung tanpa pintu.
Menyejukkan hati seperti telaga di tengah gurun, bukan menambah panas keadaan seperti api yang ditiup angin.
Menasehati dengan kasih sayang, bukan mencaci maki dengan lidah setajam pedang.
Merangkul seperti ibu yang menghangatkan anaknya, bukan memukul seperti gelombang yang meremukkan karang.
Mengajak bersabar, bukan mengajak saling mencakar seperti elang yang haus darah.

Hidup positif itu…
Argumentatif seperti pemikir ulung, bukan provokatif seperti provokator picik yang meracuni suasana.
Bergerak cepat seperti kilat membawa cahaya, bukan sibuk berdebat seperti burung yang ribut tanpa arah.
Realistis seperti petani yang tahu kapan menanam dan menuai, bukan fantastis seperti penjual mimpi di pasar ilusi.
Mencerdaskan seperti buku yang terbuka, bukan membodohkan seperti jaring laba-laba yang menjebak kebodohan.
Menawarkan solusi seperti tukang perahu di tengah banjir, bukan mengumbar janji seperti pedagang ilusi.
Berlomba dalam kebaikan, bukan berlomba dalam adu jatuh-menjatuhkan seperti kepiting di ember sempit.
Menghadapi masyarakat, bukan membelakangi seperti aktor yang lupa skenario.
Memperbarui masyarakat, bukan menciptakan kasta baru penuh kepalsuan.
Mengatasi keadaan, bukan meratapi kenyataan seperti merpati kehilangan sarang.
Menyelesaikan masalah, bukan memperbesar masalah seperti api yang terus disiram bensin.
Berani tanggung jawab seperti pejuang di medan laga, bukan lari seperti pengecut yang bersembunyi di balik bayangannya sendiri.

Hidup positif itu…
Pandai memikat seperti bunga yang menawan lebah, bukan mahir mengumpat seperti burung hantu yang marah pada malam.
Menebar kasih sayang seperti hujan yang membasahi bumi, bukan menebar kebencian seperti racun yang melumpuhkan akal sehat.
Menutup aib dan memperbaikinya seperti tukang emas yang menyepuh perhiasan, bukan mencari-cari aib dan menyebarkannya seperti wartawan gosip murahan.
Menghargai perbedaan seperti pelangi yang indah dalam keberagaman warna, bukan memonopoli kebenaran seperti raja lalim yang tak ingin dikoreksi.
Mendukung semua program kebaikan, bukan memunculkan keraguan seperti penghasut yang merusak harmoni.

Hidup positif itu…
Memberi senyuman yang menyejukkan, bukan memperbesar keangkuhan yang membakar jembatan silaturahmi.
Berletih-letih menanggung problema umat, bukan meletihkan umat dengan drama tiada akhir.
Menyatukan kekuatan seperti rantai besi, bukan memecah belah seperti gelas yang dihempas ke lantai.
Kompak dalam perbedaan, bukan ribut mengklaim kebenaran seperti anak kecil berebut mainan.
Siap menghadapi musuh dengan ketegasan, bukan selalu mencari musuh seperti petarung bayangan yang kehilangan lawan.

Hidup positif itu…
Mencari teman seperti bumi yang merangkul langit, bukan mencari lawan seperti angin ribut yang membelah lautan.
Meluruskan kesesatan seperti mercusuar di tengah badai, bukan mengutuk kegelapan seperti lilin yang lupa bahwa ia bisa menyala.
Asyik dalam kebersamaan seperti simfoni yang harmonis, bukan bangga dengan kesendirian seperti serigala yang melolong dalam sunyi.
Menampung semua lapisan seperti samudra yang menerima setiap sungai, bukan memecah belah persatuan seperti gunung es yang terus retak.
Mengatakan, "Aku cinta kamu," bukan "Aku benci kamu."
Mengajak dengan lembut, bukan memerintah dengan pongah.
Saling memaafkan, bukan saling menyalahkan seperti hakim tanpa nurani.

Semangat Bertumbuh
Menebar Manfaat
Penggerak Kebaikan

Comments

Popular posts from this blog

MENGUBUR UNTUK MENJAGA BUMI

NUSANTARA GROUP

RITUAL RAHASIA PEMBEBASAN DARI ENERGI NEGATIF UNTUK MERAIH KEBAHAGIAAN DAN KEBERLIMPAHAN