BERLIMPAHNYA REZEKI DAN KEBERANIAN UNTUK MELANGKAH: SEBUAH REFLEKSI

By: Dr. MRT (Dr. Mampuono R. Tomoredjo, S. Pd., S. Pd., M. Kom.)

Terkadang, kita berada dalam persimpangan keputusan yang membuat kita ragu. Dalam sebuah grup  WA *Edukasi Spiritual finansial BLN MRT* , ada beberapa anggota yang mundur seperti beruntun, keluar dari grup. Melihat keadaan ini beberapa anggota grup lainnya yang merasa prihatin mencoba untuk sharing pendapat. 

Berapa cerita dari  anggota yang masih betah di grup  menggambarkan bagaimana perasaan mereka tentang sebuah pilihan penting. Abah Winko, salah satu anggota, mengungkapkan bahwa ia pernah ingin keluar dari grup yang ia ikuti, namun setelah mempertimbangkan dan akhirnya tetap bertahan, Allah SWT menunjukkan jalan berkelimpahan rezeki yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Dari cerita sederhana ini, kita bisa belajar bahwa terkadang keputusan untuk bertahan dalam proses yang berat justru membawa hasil yang luar biasa.

Seperti kupu-kupu yang mencari bunga, rezeki akan datang kepada kita ketika kita terus berusaha membuat taman yang paling bagus untuk kehadiran mereka. Metafora ini menggambarkan bahwa kesempatan dan keberkahan akan menghampiri kita, tetapi hanya jika kita berada di tempat yang tepat, dengan sikap yang tepat. "Rezeki akan menemukan jalannya sendiri," ujar Dr. Mampuono, salah satu sosok di dalam grup tersebut. Kutipan ini menegaskan bahwa rezeki bukanlah sesuatu yang harus dipaksakan, tetapi lebih kepada bagaimana kita mempersiapkan diri untuk menyambutnya.

Mengambil langkah dalam suatu perjalanan seringkali penuh dengan keraguan. Seperti yang diungkapkan oleh Siswoyo, anggota lainnya, penyesalannya adalah karena ia terlalu lama meyakinkan diri sebelum mengambil tindakan. _"Penundaan adalah musuh terbesar dari kemajuan,"_ kata Benjamin Franklin. Dalam hal ini, penundaan untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi pada masa depan ternyata mengakibatkan keterlambatan dalam meraih keberlimpahan.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an, _"Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan": (QS. Al-Insyirah: 6). Dalam setiap proses menuju keberhasilan, pasti ada tantangan yang harus dihadapi. Tetapi dengan kepercayaan dan kesabaran, kemudahan akan datang seiring berjalannya waktu. Inilah yang dirasakan oleh Abah Winko ketika ia tetap bertahan dalam grup tersebut, meskipun awalnya ia ragu.

Rezeki yang berlimpah adalah sebuah anugerah, tetapi bagaimana kita menyikapinya juga menjadi kunci penting. "Dulu, saya pegang uang 10 juta terasa sangat banyak, sekarang 100 juta terasa sedikit," ungkap Abah Winko dengan rendah hati. Ini adalah sebuah bentuk personifikasi dari perjalanan mental seseorang dalam menghadapi perubahan rezeki yang datang begitu melimpah. Nilai uang bisa berubah seiring bertumbuhnya diri kita, bukan hanya dari segi materi tetapi juga dalam hal pengelolaan dan pemaknaan hidup.

Ada kekuatan dalam kebersamaan, dalam komunitas yang saling mendukung. _"Sungguh, Allah mencintai orang yang bekerja keras"_ (HR. Bukhari). Ketika kita bersama-sama bekerja dan saling menguatkan, seperti yang terjadi dalam grup ini, keberhasilan bukan lagi sekadar impian tetapi menjadi kenyataan yang dirasakan oleh setiap anggota. Mereka tidak hanya berjuang sendiri, tetapi saling berbagi ilmu, pengalaman, dan motivasi.

Kunci dari semua ini adalah keikhlasan dan keyakinan bahwa setiap langkah kita akan mendatangkan keberkahan. "Kita senasib," kata Abah Winko, menunjukkan bahwa perjalanan hidup ini dilalui dengan saling menopang. Terkadang, orang yang lebih dahulu berhasil bisa menjadi cermin dan motivasi bagi yang lainnya. Perjalanan kita mungkin serupa, tetapi waktunya bisa berbeda-beda.

Menyikapi cara menyambut rezeki seperti memelihara  bunga yang sedang mekar di taman, ia hanya akan tumbuh dan indah jika kita merawatnya dengan cinta dan ketekunan. Jika kita berusaha dengan sungguh-sungguh, bunga-bunga itu akan bermekaran lebih indah dari yang kita bayangkan. Kupu-kupu pun akan berdatangan dengan sendirinya. Inilah pesan yang dapat kita ambil dari pengalaman mereka yang berada dalam grup tersebut: jangan pernah ragu untuk menabur kebaikan, karena keberlimpahan akan datang pada saat yang tepat.

Mengambil keputusan besar seperti berinvestasi dalam masa depan bukanlah hal yang mudah, tetapi "Kebaikan itu datang dari keputusan yang baik, dan keputusan yang baik datang dari pengalaman, dan pengalaman datang dari keputusan yang buruk," kata seorang filsuf. Setiap langkah yang kita ambil, baik atau buruk, akan selalu membawa kita pada pelajaran baru yang mempersiapkan kita untuk kesuksesan yang lebih besar di masa depan.

Keberlimpahan tidak hanya tentang materi, tetapi juga tentang kebahagiaan dan rasa syukur. Mereka yang bersyukur akan selalu merasakan kelimpahan, meskipun mungkin secara material tidak banyak. Seperti yang diungkapkan dalam sebuah hadis, _"Barangsiapa yang bersyukur kepada Allah, maka Allah akan menambah nikmatnya"_ (HR. Tirmidzi). Jadi, syukur adalah kunci utama dalam menerima segala bentuk keberkahan dari Allah SWT.

Dalam perjalanan kita menuju kesuksesan, mungkin akan ada penyesalan, seperti yang dialami Siswoyo. Tetapi dari penyesalan itu, lahirlah kebijaksanaan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Setiap langkah mundur adalah kesempatan untuk melompat lebih jauh. "Saya menyesal tidak segera menabur," ungkap Siswoyo, tetapi sekarang ia menerima keberlimpahan sebagai hasil dari penaburannya, meskipun terlambat.

Pada akhirnya, kebahagiaan dan keberhasilan adalah milik mereka yang berani melangkah dan bertahan dalam proses yang panjang. Seperti kupu-kupu yang mencari bunga, rezeki akan datang pada saat kita siap menerimanya. Mari terus berusaha, menabur kebaikan, dan yakin bahwa keberlimpahan akan datang pada saat yang tepat, sesuai dengan janji Allah SWT.


Comments

Popular posts from this blog

NUSANTARA GROUP

MENGUBUR UNTUK MENJAGA BUMI

DR. MAMPUONO: PENDIDIK, PENEMU, TEACHERPRENEUR, DAN PENULIS