ANTUSIASME DALAM WORKSHOP PEMBELAJARAN ABAD 21 DAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMP 2 PEKALONGAN



Implementasi Kurikulum 2013 telah menjadi perbincangan yang tak terelakkan di kalangan pendidik sejak diperkenalkan. Dengan fokus pada pengembangan pendidikan yang lebih holistik, mencakup berbagai aspek penting dalam proses pembelajaran, kurikulum ini memang menjanjikan perubahan yang signifikan dalam sistem pendidikan Indonesia. Namun, dalam prakteknya, masih banyak tantangan yang dihadapi, terutama bagi para guru di daerah-daerah yang mungkin belum sepenuhnya memahami bagaimana mengintegrasikan berbagai komponen penting dalam kurikulum tersebut.

Ada enam aspek utama yang harus diintegrasikan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013, yakni pendekatan saintifik, pengembangan pendidikan karakter, gerakan literasi sekolah, pembelajaran abad 21, penilaian autentik, dan berpikir orde tinggi. Namun, bagi sebagian guru, integrasi keenam aspek ini masih seringkali menjadi hal yang membingungkan dan memerlukan pemahaman yang lebih mendalam.

Untuk mengatasi permasalahan ini, pada tanggal 18 Oktober 2018, di Lab Bahasa SMP 2 Pekalongan diselenggarakan sebuah workshop tentang metodologi pembelajaran di era abad ke-21, yang bertujuan memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada para guru dan karyawan SMP tersebut mengenai implementasi Kurikulum 2013. Workshop ini diikuti oleh 55 peserta, terdiri dari para guru dan karyawan SMP 2 Pekalongan.

Narasumber dalam workshop ini adalah Mampuono dari LPMP Jawa Tengah, seorang pengembang dan praktisi IT based learning yang juga dikenal sebagai penemu metode Menemu Baling. Metode ini merupakan inovasi yang fenomenal dalam literasi bahasa, bahkan telah mendapatkan penghargaan rekor MURI sebagai metode penulisan tercepat dengan jumlah peserta terbanyak.

Kepala sekolah, Heni Daryani, menekankan pentingnya bagi para guru di sekolahnya untuk dapat mengimplementasikan pembelajaran abad 21 dengan lebih baik. Oleh karena itu, narasumber diminta untuk memberikan materi yang berkaitan dengan hal tersebut secara detail. Bahkan, hal-hal terkait dengan revolusi industri keempat, seperti artificial intelligence, augmented reality, robot pintar, dan big data, juga diperkenalkan dalam workshop ini, karena sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari di era ini.

Salah satu contoh implementasi yang diperagakan dalam workshop adalah pendekatan saintifik. Mampuono secara atraktif memperagakan penerapan metode ini dalam kehidupan sehari-hari dengan melemparkan makanan berbungkus daun pisang ke atas meja, menimbulkan suara berisik. Aksi ini menggambarkan kegiatan mengamati dalam pendekatan saintifik, yang melibatkan penggunaan seluruh panca indera.

Selain itu, Mampuono juga menjelaskan tentang Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dan pentingnya peran guru sebagai model dalam kesuksesan gerakan tersebut. GLS pada tahap kedua menekankan pada pengembangan kemampuan menulis siswa, yang diwadahi dalam klub-klub penulis remaja, penulis cilik, dan sebagainya. Dalam konteks ini, metode Menemu Baling memberikan kontribusi yang signifikan dalam mempermudah implementasi GLS pada tahap kedua ini.

Dalam sesi pelatihan, Mampuono memberikan pelatihan literasi khusus dengan menggunakan metode yang efektif untuk menulis dan membaca. Metode ini memungkinkan setiap orang yang bisa berbicara juga bisa menulis, serta membuat aktivitas membaca menjadi lebih fleksibel, seperti mendengarkan dongeng. Dengan membaca melalui telinga, orang dapat membaca kapanpun dan dimanapun, bahkan sambil melakukan kegiatan lain seperti memotong sayuran atau menyetrika.

Meskipun kegiatan seharusnya berlangsung dari pukul 10.00 WIB sampai 16.00 WIB, namun terjadi penundaan setengah jam karena adanya interaksi tanya jawab yang berlangsung antara peserta dan narasumber. Namun, antusiasme peserta, yang terdiri dari para guru dan karyawan SMP 2 Pekalongan, tetap terjaga hingga akhir acara pada jam 16.30 WIB, saat kegiatan ditutup oleh kepala sekolah.

Secara keseluruhan, workshop ini diharapkan dapat memberikan penguatan kepada para guru dan karyawan SMP 2 Pekalongan dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013, serta memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang berbagai aspek penting dalam pembelajaran di era abad ke-21. Dengan demikian, diharapkan para guru dapat memiliki performa yang lebih baik dalam mengajar sesuai dengan tuntutan kurikulum yang baru._

________________________________ Pekalongan, 18 Oktober 2018 15.46 WIB. Draf dibuat selama 5 menit dengan menggunakan metode Menemu Baling, menulis dengan mulut dan membaca dengan telinga, di hadapan para peserta workshop. Diedit dan direvisi di Semarang.

Comments

Popular posts from this blog

NUSANTARA GROUP

MENGUBUR UNTUK MENJAGA BUMI

DR. MAMPUONO: PENDIDIK, PENEMU, TEACHERPRENEUR, DAN PENULIS