OJO WANI-WANI JARKONI
Oleh: Dr. Mampuono
Rabu, 11 November 2022 di Griya Yodesia, Lemah Abang Bandungan, kembali berlangsung kegiatan pelatihan implementasi kurikulum merdeka untuk para guru se-Kabupaten Semarang. Mereka berasal dari 19 Kecamatan dan masing-masing Kecamatan diwakili oleh lima orang guru agama, sehingga total keseluruhan peserta adalah 95 orang guru.
Bertempat di balairung utama objek wisata tersebut para guru agama ini mendapatkan materi peningkatan kompetensi di bidang keagamaan dengan narasumber bapak Salim, S.Ag., M. Pd.I. Selain itu, untuk mempercepat dan mengefektifkan penggunaan platform Merdeka Mengajar para peserta juga mendapatkan materi _Program Tali Bambuapus Giri_ atau implementasi literasi produktif bersama dalam pembuatan pustaka digital mandiri. Program ini merupakan pengembangan dari metode _Menemu Baling_ atau menulis dengan mulut dan membaca dengan telinga yang sudah meraih rekor MURI sebagai metode menulis tercepat dan terbanyak pada tahun 2018.
Mereka dikenalkan dengan dua aplikasi utama pendukung metode ini, yaitu mesin pembuat suara menjadi teks atau speech to text dengan menggunakan aplikasi Speechnotes dan mesin pembaca yang mengubah teks menjadi suara atau text to speech yang menggunakan aplikasi Voice Aloud Reader. Dua aplikasi tersebut dapat ditemukan dengan mudah dan di download serta diinstal dari Google Play Store.
Dengan menggunakan pendekatan berbasis proses para peserta diminta untuk membuat tulisan dari sesuatu yang paling mereka sukai. Peserta diberi kebebasan memilih tema yang akan mereka tulis dengan menggunakan pendekatan tersebut. Pendekatan berbasis proses terdiri dari 5 tahapan yaitu prapenulisan, pembuatan draft, revisi, editing, dan publikasi.
Peserta diminta untuk menentukan topik yang akan mereka tulis lalu mengucapkannya di depan aplikasi Spechnotes untuk membuat draft tulisan.
Kurang lebih selama 5 menit para guru agama tersebut berbicara dan menghasilkan teks. Setelah itu teks diperiksa kesesuaian ide-idenya dan dilengkapi tanda bacanya. Jika dirasa sudah cukup baik tulisan bisa dibagikan di grup dan diunggah ke ranah online. Alamat di mana tulisan tersebut terpublikasikan akan diubah menjadi QR Code. Caranya dengan menggunakan aplikasi QR Code generator baik offline maupun online.
Proses ini hanya memakan waktu beberapa detik. QR code yang dihasilkan nantinya akan di download lalu dicetak dan ditempelkan di tempat-tempat di mana benda-benda yang dituliskan itu menjadi sumber pustaka digital mandiri. Keuntungan dari implementasi program ini adalah guru dan siswa bisa bekerja sama untuk berliterasi secara produktif sehingga dihasilkan tulisan-tulisan yang menjadi pustaka digital untuk sekolah mereka.
Selain yang bersifat teknis para peserta juga mendapatkan materi-materi yang bersifat motivatif. Dr. Mampuono, M. Kom., yang merupakan pemateri utama kegiatan tersebut mengingatkan bahwa pekerjaan atau profesi guru adalah profesi yang mulia, di mana setiap hari guru membimbing anak-anak didiknya melangkahkan kaki menuju majelis ilmu yang berarti mendekatkan diri ke pintu surga. Hanya saja kadang-kadang kita lupa bahwa titian serambut dibelah tujuh yang kita gunakan untuk melangkah mendekat ke surga, di bawahnya ada api neraka yang menyala-nyala. Itu tandanya bahwa menjalani profesi sebagai guru kita harus hati-hati dan waspada.
Jangan sampai dengan menjadi guru kita malah salah jalan, karena tidak sesuai antara kata dan perbuatan. Boleh jadi seorang guru menyuruh muridnya untuk berbuat hal-hal yang baik, seperti salat berjamaah tepat waktu, tidak pernah terlambat, selalu belajar, bahkan harus menuntaskan lebih dari 10 buku tebal yang mereka pelajari untuk meningkatkan 4 kompetensi mereka selama satu tahun. Dan setiap tahun buku-buku tebal itu harus diganti dengan buku yang baru untuk terus dipelajari. Namun gurunya sendiri lupa bahwa mereka juga seharusnya belajar lagi untuk meningkatkan 4 kompetensi mereka setidaknya sama dengan apa yang dilakukan oleh murid-muridnya, yaitu membaca lebih dari 10 buku tebal setiap tahunnya. Bukankah ada buku-buku sumber yang menjadi acuan untuk para guru dalam meningkatkan kompetensi kepribadian, sosial, pedagogik, dan profesionalnya?
Bahkan doktor bahasa Inggris yang berpendidikan S-1 Kimia dan S-2 Magister Software Engineering itu mengingatkan para guru agama itu untuk membuka lagi surat Al-Baqarah ayat 44 dan surat As-Shaf ayat 3 tentang perintah Tuhan supaya kita tidak jarkoni (Jawa: _iso ujar iso kongkon tapi ora iso nglakoni_ , artinya bisa berbicara dan memerintah hal yang baik-baik tetapi tidak menjalankan). Dua ayat tersebut terang-terang mencela orang-orang yang bertindak munafik karena memerintahkan orang lain berbuat kebajikan sementara dia melupakan dirinya sendiri.
Momen tersebut menjadi momen introspeksi diri para guru agama untuk beristighfar dan memulai lagi membiasakan diri untuk terus belajar meningkatkan kompetensi dengan menggunakan teknologi. Belajar dan membaca sumber-sumber pengetahuan sebanyak mungkin bukan lagi menggunakan mata, tetapi cukup menggunakan telinga. Dan menuliskan apa-apa yang sudah dipelajari dengan cara-cara yang mudah karena cukup dengan mengucapkannya saja. Dengan teknologi semuanya menjadi lebih gampang dan ringan.
Ini sesuai dengan nasehat dari Sayyidina Ali yang mengatakan, "Ikatlah ilmu dengan menuliskannya". Atau nasihat dari Imam Syafi'i yang mengatakan bahwa menuntut ilmu itu seperti berburu binatang liar dan tulisan adalah ikatannya. "Maka ikatlah erat-erat binatang buruanmu tersebut. Adalah sebuah kebodohan apabila kijang liar yang sudah tertangkap itu kamu biarkan lepas begitu saja." Jadi kita dianggap normal dan wajar jika terbiasa menuliskan apa-apa yang sudah pernah kita pelajari sebelumnya, namun kita dianggap bodoh kalau kita tidak menuliskan apa-apa yang sudah kita pelajari walaupun kita seorang sarjana. Naudzubillahimindzalik.
Dengan mengimplementasikan program Tali Bambuapus Giri Insya Allah para guru akan terhindarkan dari memerintahkan sesuatu yang tidak dilakukannya. Mereka juga akan terus-menerus belajar lagi secara produktif sehingga pada akhirnya mereka menjadi para pembelajar sepanjang hayat. Mereka akan benar-benar menjadi Sang Guru yang menjalankan kodrat _Ing Ngarso Sung Tulodo_ yang patut diteladani oleh para siswanya. Dan pada gilirannya siswa-siswa mereka akan menjadi generasi emas Indonesia yang layak berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan generasi bangsa-bangsa lain yang lebih maju sebelumnya.
==========
Semarang, 16 November 2022 pukul 15.30 WIB. Ditulis dengan metode Menemu Baling dalam program Tali Bambuapus Giri dalam perjalanan dari Bandungan menuju ke Semarang draf selesai tepat di depan pabrik roti Nissin.
Comments
Post a Comment